Sudah menjadi kodrat manusia untuk berbeda. Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai macam bentuk fisiknya, karakternya, gayanya, dan berbagai perbedaan lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang identik satu sama lain di dunia ini.
Dalam dunia pendidikan seorang guru harus memahami benar tentang perbedaan ini. Berkenaan dengan hal ini, saya teringat akan sebuah gambar yang sering saya lihat, baik di buku ataupun di seminar pendidikan yang saya ikuti.Â
Di gambar tersebut, dilustrasikan ada seorang Bapak tua yang mengatakan, "For a fair selection, everybody has to take the same exam: Please climb that tree" Pada gambar terlihat Bapak tua tersebut sedang mengatakan hal tersebut kepada monyet, gajah, burung, ikan dan berbagai macam jenis hewan lainnya.
Apa makna gambar ini? Gambar ini sudah sangat mewakilkan apa yang kita hadapi di dunia pendidikan saat ini. Guru memahami benar perbedaan yang ada pada siswanya, tetapi sayangnya guru masih memberikan pelajaran dengan cara yang sama.Â
Belum banyak guru yang memahami bahwa sebenarnya siswa akan lebih bisa belajar dengan menggunakan cara yang dia bisa dan cara yang disenanginya. Mungkin ini yang dimaksud "Merdeka Belajar" ala Mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Memetakan Potensi Gaya Belajar Siswa
Guru sebagai ujung tombak pendidikan seharusnya bisa menyiasati hal ini. Hal pertama yang harus dilakukan adalah guru harus bisa memetakan potensi siswa. Potensi siswa yang mencakup karakternya dan gaya belajarnya.Â
Ada siswa yang memiliki karakter kuat, otoriter, serius, periang, pendiam maupun kalem. Ada yang memiliki gaya belajar visual, pendengaran maupun kinestetik. Banyak teori berbeda mengenai gaya belajar yang bisa dipelajari. Intinya, semua jenis siswa ini tergabung menjadi sebuah satu kesatuan di dalam kelas.
Banyak cara bisa dilakukan untuk memetakan potensi gaya belajar siswa di dalam kelas. Semakin banyak guru berinteraksi dengan siswa semakin mudah guru memetakannya.
Pembelajaran dengan berpusat kepada siswa menjadi sebuah metode yang tak tergantikan. Dengan aktifnya siswa, guru akan lebih mudah mengetahui gaya belajar siswanya. Dan akan mudah juga baginya mendesain pembelajaran.