Urgensi upgrade diri di era pandemi
Semester ini agak berbeda. Masa pandemi membuat kita melakukan pelatihan secara online. Saya mengikuti salah satu webinar dengan tema online learning management. Seminar yang diadakan untuk memberikan bekal kepada guru untuk memulai tahun ajaran baru yang akan segera dimulai secara online.
Pada seminar ini pembicara menggunakan analogi atlet yang mengalami cedera untuk menggambarkan kondisi pendidikan saat ini. Seorang atlet yang mengalami cedera harus melakukan tiga hal, recover, regain dan restart.
Pertama, Recover yang berarti guru harus siap menghadapi pandemi ini. Dalam konteks pendidikan berarti guru harus siap dengan online learning. Tidak bisa dipungkiri online learning adalah cara terbaik melanjutkan pendidikan di era pandemi.
Virus korona memaksa guru untuk menggunakan teknologi. Hal yang sebenarnya harus dilakukan guru jauh sebelum pandemi ada.
Online learning tools dan learning management system menjadi sebuah kebutuhan. Semua guru berlomba-lomba mempelajarinya. Zoom dan Google classroom adalah sebagian diantaranya.
Kedua, Regain yang berarti guru harus bisa mengembalikan apa yang hilang di masa pandemi ini. Tak bisa dipungkiri banyak hal yang hilang di masa ini. Kita menyebutnya corona gap. Guru harus bisa mensolusikannya dengan menyusun rencana dan strategi yang tepat. Tidak mungkin mengembalikannya semua, paling tidak minimum core values dari pendidikan harus bisa dicapai.
Ketiga, Restart yang berarti guru harus bisa memulai kembali. Memulai kembali pendidikan dengan kenormalan baru, tanpa mengurangi makna pendidikan itu sendiri. Walaupun segala sesuatu harus dibuat serba fleksibel, menyesuaikan situasi dan kondisi.
Mencermati ketiga hal tersebut, upgrade diri menjadi sebuah keniscayaan bagi seorang guru di era pandemi ini.Â
Online learning membutuhkan ide-ide kreatif dan inovatif yang belum pernah ada sebelumnya. Jadi, pengalaman mungkin tidak mencukupi untuk menghadapi kondisi ini.
Alhasil, angka berapa lama kita mengajar memang bisa menunjukkan kualitas kita. Tetapi angka itu terkadang membuat kita tertipu. Terkadang kita harus mampu kembali ke titik nol dimana kita bukanlah apa-apa. Pada saat itulah kita memahami pentingnya mengupgrade diri, memulai kembali sesuatunya untuk menjadikannya lebih baik dari yang pernah kita lakukan sebelumnya.