Mari kita tengok masyarakat kita, apakah sense of crisis ini sudah terbentuk? Sedikit bercerita, di kota tempat saya tinggal, saya masih sering melihat orang-orang menggunakan masker hanya sebagai aksesoris saja. Masker hanya tergantung di dagu, lalu apa gunanya masker, pakai tidak pakai sama saja.
Di beberapa daerah, hidup masih berjalan normal, biasa-biasa saja. Tidak ada protokoler kesehatan yang diterapkan. Bahkan pandemi seakan menjadi sebuah angin lalu saja, yang ramai dibicarakan diawal kedatangannya, lalu dilupakan. Padahal ancaman penyebaran masih sangat besar.
Satu cerita lagi saya dapat dari seorang teman. Ayahnya harus mengikuti tes korona, karena tidak sengaja pernah kontak fisik dengan salah seorang yang kemudian divonis positif. Ayahnya mengkarantina diri dan syukurnya ketika di tes kemudian, ternyata hasil dinyatakan negatif. Sayangnya masih ada saja masyarakat yang membicarakan miring keadaan Ayahnya ini, bahkan mengucilkannya.
Inilah realita di masyarakat. Belum banyak yang memahami, walaupun tidak bisa pungkiri, ada juga masyarakat yang sudah memahami sense of crisis ini, walaupun jumlahnya masih sangat minim.
Perpaduan konsep bottom to top dan top to bottom
Seperti saya katakan diatas, teguran Pak Jokowi ini sebenarnya untuk kita semua. Lalu, bagaimana menanggapinya? Kita sebagai masyarakat bisa menggunakan konsep bottom to top. Artinya kita harus memberikan pemahaman akan krisis ini dimulai dari bawah, dari masyarakat.
Masyarakat perlu penjelasan mengapa dan bagaimana kita memiliki sense of crisis.Â
Penjelasan tentang protokoler kesehatan adalah langkah awal membangun sense of crisis. Sebagai contoh, harus ada penjelasan mengapa kita harus menggunakan masker dan bagaimana menggunakannya.Â
Kita bisa mulai menjelaskan mengapa lalu bagaimana, atau sebaliknya bagaimana dulu baru mengapa. Menurut saya kedua cara sama efektifnya. Yang tidak efektif adalah jika kita hanya menjelaskan salah satunya saja. Dengan adanya penjelasan mengapa dan bagaimana, maka masyarakat akan mampu berpikir kritis dan akan lebih memahami urgensi dari sense of crisis di masa pandemi.
Pak Jokowi sudah mengambil langkah yang benar. Sebagai kepala negara beliau harus menggunakan konsep top to bottom.Â