Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sebenarnya Pak Jokowi Sedang Jengkel dengan Kita

30 Juni 2020   10:11 Diperbarui: 30 Juni 2020   10:27 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Layar tangkap kompas.tv

Mari kita tengok masyarakat kita, apakah sense of crisis ini sudah terbentuk? Sedikit bercerita, di kota tempat saya tinggal, saya masih sering melihat orang-orang menggunakan masker hanya sebagai aksesoris saja. Masker hanya tergantung di dagu, lalu apa gunanya masker, pakai tidak pakai sama saja.

Di beberapa daerah, hidup masih berjalan normal, biasa-biasa saja. Tidak ada protokoler kesehatan yang diterapkan. Bahkan pandemi seakan menjadi sebuah angin lalu saja, yang ramai dibicarakan diawal kedatangannya, lalu dilupakan. Padahal ancaman penyebaran masih sangat besar.

Sumber : borneonews.co.id
Sumber : borneonews.co.id

Satu cerita lagi saya dapat dari seorang teman. Ayahnya harus mengikuti tes korona, karena tidak sengaja pernah kontak fisik dengan salah seorang yang kemudian divonis positif. Ayahnya mengkarantina diri dan syukurnya ketika di tes kemudian, ternyata hasil dinyatakan negatif. Sayangnya masih ada saja masyarakat yang membicarakan miring keadaan Ayahnya ini, bahkan mengucilkannya.

Inilah realita di masyarakat. Belum banyak yang memahami, walaupun tidak bisa pungkiri, ada juga masyarakat yang sudah memahami sense of crisis ini, walaupun jumlahnya masih sangat minim.

Perpaduan konsep bottom to top dan top to bottom

Seperti saya katakan diatas, teguran Pak Jokowi ini sebenarnya untuk kita semua. Lalu, bagaimana menanggapinya? Kita sebagai masyarakat bisa menggunakan konsep bottom to top. Artinya kita harus memberikan pemahaman akan krisis ini dimulai dari bawah, dari masyarakat.

Masyarakat perlu penjelasan mengapa dan bagaimana kita memiliki sense of crisis. 

Penjelasan tentang protokoler kesehatan adalah langkah awal membangun sense of crisis. Sebagai contoh, harus ada penjelasan mengapa kita harus menggunakan masker dan bagaimana menggunakannya. 

Kita bisa mulai menjelaskan mengapa lalu bagaimana, atau sebaliknya bagaimana dulu baru mengapa. Menurut saya kedua cara sama efektifnya. Yang tidak efektif adalah jika kita hanya menjelaskan salah satunya saja. Dengan adanya penjelasan mengapa dan bagaimana, maka masyarakat akan mampu berpikir kritis dan akan lebih memahami urgensi dari sense of crisis di masa pandemi.

Pak Jokowi sudah mengambil langkah yang benar. Sebagai kepala negara beliau harus menggunakan konsep top to bottom. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun