"Libur telah tiba, libur telah tiba..hore..hore..." Itulah sepenggal lirik lagu anak-anak yang dinyanyikan Tasya di era tahun 90-an. Lirik lagu yang menggambarkan perasaan hati menyambut liburan.
Hari ini siswa SMA akan diberikan rapornya. Ini menandakan sekolah mulai memasuki masa liburan akhir tahun. Pembelajaran tahun ajaran baru akan dimulai lagi dua minggu kedepan. Ada cukup panjang waktu untuk berlibur.
Guru biasanya mendapatkan masa cuti bekerja ketika masuk masa liburan sekolah. Bagi saya yang berprofesi sebagai guru, ini menjadi sebuah hadiah yang patut disyukuri. Waktu liburan, bisa kita maksimalkan bersama dengan anak-anak dirumah, karena mereka juga dalam masa liburan.
Bagi sebagian profesi mungkin tidak seberuntung profesi guru. Petugas keamanan contohnya. Masa liburan yang tidak menentu menjadi resiko yang harus diterima. Tidak sedikit momen kebersamaan bersama keluarga harus terlewatkan. Bahkan di hari raya pun mungkin mereka harus masuk bekerja.Â
Di masa pandemi ini, entah apa yang kita rasakan. Libur tak libur terasa sama saja.Â
Bagi kita yang harus di rumah saja, hari demi hari berlalu tanpa ada rasa yang berbeda. Di rumah lagi, dirumah lagi, itu yang kita rasakan. Bahkan terkadang kita lupa, hari apa sekarang.Â
Awal pekan dan akhir pekan menyatu menjadi hari yang sama. Setiap hari terasa seperti sebuah liburan yang berkepanjangan bagi kita.
Beruntung jika kita masih digaji. Jika tidak, bisa pusing kepala. Banyak pegawai yang harus dirumahkan di masa pandemi ini, bahkan diberhentikan. Mereka harus memutar otak untuk menyambung kehidupan.Â
Bisnis online menjadi primadona. Wajar saja, jika saat ini banyak yang membuka lapak di media sosial menawarkan berbagai macam barang.
Apapun itu, liburan harus bisa dimaknai. Jangan sampai kita hanya berleha-leha menghabiskan waktu tanpa ada manfaatnya. Waktu harus bisa kita atur dengan sebaik-baiknya, jangan sampai kebalikannya, kita yang diatur oleh waktu.