Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keseimbangan Kenormalan Baru

12 Juni 2020   10:19 Diperbarui: 12 Juni 2020   10:17 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.law-justice.co/

Keseimbangan terjadi jika segala sesuatunya berada dalam kondisi tenang. Kenormalan baru akan berjalan dengan baik jika masyarakat tetap tenang. 

Masyarakat harus bisa menahan dirinya dari segala hal yang tidak diperlukan. Masyarakat harus tetap tenang di rumah saja jika tidak ada kebutuhan yang mendesak. Jangan sampai kita terlena dengan tatanan kenormalan baru ini. Jangan sampai justru kenormalan baru ini menjadi bumerang bagi kita semua.

Selain ketenangan, diperlukan kesabaran. Sabar secara aktif dengan terus melakukan hal-hal positif. Ide-ide kreatif dan inovatif harus terus digelorakan dalam rangka mengisi hari-hari kita di era kenormalan baru. Sabar menghalau hawa nafsu yang selalu mengajak kita untuk berbuat seenak kita. Kita harus mengingat bahwa tatanan baru ini dilaksanakan untuk kemaslahatan bersama. Kemaslahatan yang didapatkan dengan tidak mengorbankan orang lain.

Alhasil, diperlukan keseimbangan dalam menuju era kenormalan baru. Sadar atau tidak sadar, suka atau tidak suka, setiap hari kita dihadapkan akan sebuah jalan yang panjang. Jalan yang harus kita tempuh dengan penuh kehati-hatian. Dengan keseimbangan kita bisa menempuh jalan itu dengan selamat. Sudah pastinya semua itu harus diiringi dengan doa yang tulus yang selalu kita panjatkan. Ya Tuhanku, tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan yang Engkau ridhai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun