Manusia merupakan makhluk yang tidak luput dari kesalahan dan dosa, bahkan dapat dikatakan bahwa tidak ada satu orang pun manusia dimuka bumi ini yang tidak melakukan kesalahan sekecil apapun kesalahan itu. Mulai dari Nabi Adam 'alaihissalam hingga anak cucu dan keturunannya sampai saat sekarang, manusia akan tetap menjadi tempatnya salah dan lupa, namun sebaik-baik manusia adalah mereka yang mau dan berani untuk bertaubat.
Sebagaiman hadi Rasulullah SAW:
( )
Artinya: Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat (HR. At-Tirmidzi).
Walaupun demikian, bukan berarti manusia dapat pasrah terhadap kalimat "Tempatnya salah dan dosa" melaiknkan manusia dapat mencerna bahwa disetipa kesalahan yang dilakukan Allah mendatangkan hikmah untuk dijadikan pelajaran.
Kesalahan manusia terkadang datang dari tipuan tipuan duniawi, sehingga mereka terbelenggu akan nikmatnya dunia yang telah Allah SWT berikan. dengan Allah menciptakan kesempurnaan dalam bentuk Fisik, kehidupan, keluarga, rezeki sehingga manusia terlena dan seolah - olah kehidupan didunia adalah puncak dari klasemen tingkatan kepuasan yang ada.
Bahkan banyak dari mereka (manusia) yang mengutamakan rezeki yang telah Allah berikan dengan bershodaqoh terhadap fakir dan miskin dengan niat yang tulus semata karna Allah, dan ada pula yang bershodaqoh karna mengharapkan sebuah pujian.
Tetapi, apakah kita sadar akan hal itu? ya, terkadang memang sifat riya' dalam diri muncul dan kita sebagai makhluk mungkin tidak dapat mengontrol akan datangnya sifat tersebut. seperti yang telah dijelaskan dalam kitab Ashnaful Maghrurin, tentang orang-orang yang tertipu dengan kemewahan dan kenikmatan dunia.
Nabi SAW bersabda "Sesungguhnya Allah melindungi hamba-Nya yang beriman dari kenikmatan dunia yang dicintainya sebagaimana kalian mencegah orang yang sakit dari suatu makanan dan minuman padahal mereka menyukainya"
Orang-orang yang mempunyai penglihatan hati, saat berhadapan dengan kemewahan dunia maka mereka akan bersedih hatinya. sebaliknya, ketika berhadapan dengan kesusahan hati mereka justru tidak akan mengeluh terkait kesusahan itu, dan mereka akan selalu bersikap optimis dan berkata "Selamat datang syiar orang-orang yang shalih"
Berbicara mengenai orang yang sedang tertipu dalam kenikmatan dunia. salah satu dari golonga orang tersbut ialah mereka yang mengerjakan pekerjaan yang halal dan menghindari pekerjaan yang haram serta menginfakkan hartanya dimasjid-masjid tetapi mereka sedang tertipu dari 2 sisi. Mengapa demikian?
Pertama, Karna pamer mencari perhatian dan sebuah pujian.
Seperti yang telah dipaparkan dalam kitab Ashnaful Maghrurin, Mereka akan lebih bersemangat menginfakkan atau mengeluarkan sebagian hartanya untuk pembangunan dan renovasi masjid, karna dampaknya dapat dilihat oleh mata manusia. Mereka mengira akan mendapatkan pujian yang datang untuknya, dan mereka pun mengira bahwa semua orang memandang bahwa mereka orang yang shalih.
Sedangkan Allah Maha Mengetahui, Niat buruk orang yang tertipu ini dapat mendatangkan murka Allah kepadanya tetapi dalam diri mereka berucap "Niatku ini hanyalah Karna Allah Semata"
Kedua, Mereka tertipu karna menggunakan hartanya untuk memperindah masjid dengan hiasan yang terkesan mewah dan elegant. sedangkan hiasan tersebut dapat mengusik hati orang-orang yang sholat, dan saat melihatnya dapat membuat tidak khusyuknya sholat tersebut. Sedangkan khusyuk dan hati merupakan tujuan utama dalam sholat.
Na'udzubillahi min dzalik, Semoga Allah selalu menjaga kita agar tidak terbelenggu dengan kenikmatan dunia dan masuk kedalam golongan orang yang tertipu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H