Mohon tunggu...
Mahin Al Hasan
Mahin Al Hasan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

pembelajar dan penulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bayang-Bayang Politik di Warung Kopi

2 Maret 2024   22:07 Diperbarui: 4 Maret 2024   14:51 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilu telah usai, namun bayang bayang politik masih menempel erat di masyarakat, beberapa isu mulai bermunculan dari mulai kecurangan sampai kenaikan harga pangan. pada malam ini saya melakukan perjalanan dan berhenti sejenak di warung kopi pinggir jalan, ditemani teman saya kami memulai obrolan dengan penjual di warung kopi, "gimana kabar perekonomian saat ini pak? apakah sudah terpenuhi dengan rasa damai tanpa adanya kegelisahan hati? ah jaman sekarang semua serba naik mas, modal buat jualan belum tentu balik, masih enak jaman soeharto. "

Mendengar hal ini, saya justru merasa kasihan terutama kepada "wong cilik", mereka semua menjadi korban atas kerakusan serta keserakahan para penguasa, suara mereka diabaikan bahkan ada pula yang dibungkam. padahal suara rakyat lah yang menjadikan para penguasa itu berkuasa, banyak janji janji yang diucap demi memikat rakyat, namun semua janji itu sirna dan hanyalah omong kosong belaka, mereka juga sungguh kecewa namun apalah daya kami " wong cilik" yang tidak bisa berbuat apa-apa. 

Dan tinggal menunggu beberapa bulan lagi negara ini akan di pimpin oleh presiden baru, presiden yang menggantikan jokowi, namun dibalik presiden yang baru ternyata ada dugaan bahwa jokowi lah yang mengatur semua itu agar semua program semasa jokowi bisa diberlakukan lagi. bisa kita lihat sendiri sampai saat ini masih banyak masyarakat yang sengsara, kemiskinan dimana-mana, pengangguran belum teratasi, sampai mahalnya biaya pendidikan yang belum bisa terobati. 

Konon di negeri yang makmur semua masyarakatnya hidup aman, damai dan sentosa, tapi masih pantaskah kita mempercayai sila yang terkandung dalam pancasila yang berbunyi "kemakmuran bagi seluruh rakyat indonesia? "

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun