Mohon tunggu...
Mahija Tristan
Mahija Tristan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa dari UPN Veteran Yogyakarta yang sedang menimba ilmu di jurusan Ilmu Hubungan Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komprehensifitas Terorisme Global Studi Kasus Terorisme Taliban di Timur Tengah

5 Juni 2023   10:49 Diperbarui: 5 Juni 2023   10:55 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terorisme sering kali merujuk ke ancaman kekerasan tertentu sesuai ideologi, visi, dan misi dari kelompok teroris tersebut. Sedangkan makna terorisme menurut konvensi arab ialah “Setiap tindakan atau ancaman kekerasan, apapun motif atau tujuannya, yang terjadi dalam kemajuan individu atau kolektif, agenda kriminal berusaha untuk menabur kepanikan di antara orang-orang, menyebabkan rasa takut dengan melukai mereka, atau menempatkan hidup mereka, kebebasan atau keamanan dalam bahaya, atau berusaha untuk menyebabkan kerusakan pada lingkungan atau ke instalasi publik atau swasta atau properti atau untuk menduduki atau menyita mereka, atau berusaha membahayakan sumber daya nasional ” (Jide Ibietan P. F., 2014).

Pada hakikatnya terorisme bersifat sangat global. Setiap negara bisa saja memiliki gambaran dan bahasa sendiri mengenai terorisme. Namun, tidak diragukan lagi bahwasanya terorisme dapat menjadi masalah internasional karena dapat menyebabkan kegaduhan dan kekhawatiran yang berkelanjutan apabila tidak diatur dengan seharusnya.

Timur tengah ialah kawasan yang paling disoroti apabila membahas mengenai terorisme. Letak timur tengah yang sangat strategis ini dapat dibuktikan dengan posisinya yang diapit oleh 3 benua yakni Asia, Afrika, dan Eropa. Maka, hal tersebut dapat menjadi masuk akal karena negara timur tengah perlu memiliki strategi ekonomi dan mempertahankan perdagangan globalnya. Ditambah dengan timur tengah yang berbatasan dengan laut dan selat. Bukan rahasia bahwasanya negara-negara timur tengah merupakan salah satu importir minyak terbesar di dunia.

Maka dari itu, karena kelebihan yang dimiliki yang negara-negara timur tengah dapat berpotensi menuju kepada konflik. Sehingga wajar apabila terdapat perpecahan kelompok berkepentingan yang sama ingin menjaga kawasannya masing-masing. 

Menurut Global Terorism Database (2018), kemunculan terorisme meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2002, terdapat lebih dari 25 serangan yang dilakukan teroris (Our World In Data, 2018). Tetapi, serangan teroris ini meningkat secara pesat. Menurut data yang sama, pada tahun 2017, terorisme di Afghanistan memiliki lebih dari 3000 serangan teroris. Faktanya Afghanistan menjadi salah satu negara dengan aksi teror terbesar di dunia(VOA, 2015). 

Sejak tahun 2000-an, karakter terorisme global banyak mengalami perubahan yang sangat kompleks, seperti munculnya kelompok-kelompok ideologi yang berusaha mendirikan negara sendiri. Ada pula kelompok terorisme yang menggunakan separatisme dan nasionalisme sebagai motif ataupun kelompok ekstrimis kanan yang semakin marak. 

Pada awalnya, kebanyakan anggota taliban di masa lalu adalah pejuang Afghanistan yang ikut berperang melawan soviet. Seraya dengan kemunduran tentara Uni Soviet dan hancurnya rezim komunis, Taliban berkembang sebagai kelompok ultrakonservatif. Tujuan Taliban mengembalikan kedamaian negaranya yang berdasarkan pada hukum syariat Islam. Tetapi, lambat laun banyak penyelewengan yang dilakukan oleh rezim Taliban. Atas dasar obsesi interpretasi ekstrim dari hukum syariah Islam menghasilkan pelanggaran HAM, diskriminasi perempuan, dan perlindungan terhadap kelompok minoritas.

Taliban memperoleh perhatian dunia internasional ketika merebut kekuasaan di Afghanistan pada tahun 1996 dan mendirikan rezim yang keras yang dikenal sebagai Emirat Islam Afghanistan. Meskipun masif ditemukan perubahan karakter terorisme global pasca tahun 2000an, peran melawan kelompok terorisme tetap menjadi permasalahan negara dikarenakan memiliki urgensi yang sangat kuat. Mencakup struktur negara dari kelompok terkecil hingga ideologi agar terhindar dari paham terorisme.

Sejak tahun 2000, Taliban telah melakukan berbagai perubahan untuk tetap bertahan dengan perkembangan zaman. Awal didirikannya gerakan pemberontak taliban pada awal 1990-an ditujukan untuk mendirikan pemerintahan yang sesuai dengan interpretasi mereka sendiri terhadap hukum syariah. Sebenarnya taliban sudah muncul pada tahun 1979 untuk menghentikan invasi yang dilakukan oleh Soviet. Setelah selesai berjuang dalam melawan invasi Soviet, kelompok taliban merubah tujuan mereka untuk menguasai Afghanistan untuk menerapkan rezim mereka yang didasarkan pada ideologi Taliban terhadap islam. Tetapi setelah kegagalan rezim taliban pada tahun 2001, mereka berubah menjadi gerakan pemberontak dan teroris. Dalam setiap aksi yang dilakukan oleh Taliban, dilakukan menggunakan perang gerilya dan melakukan berbagai serangan terhadap pasukan keamanan Afghanistan, pasukan NATO, dan pemerintah lokal. Kelompok Taliban pun tidak segan dengan menyerang warga sipil yang dianggap musuh atau mengancam kelompok taliban.

Pasca tahun 2000 taliban telah melakukan pergeseran ideologi, hal ini terjadi setelah rezim taliban jatuh di afghanistan. Sebelumnya Taliban menerapkan interpretasi yang sangat konservatif dan ekstrem dari Islam. Dengan menganut pada paham Wahabi dan menekankan penerapan hukum syariah yang keras. Taliban menerapkan kebijakan yang melarang berbagai kegiatan budaya maupun non budaya yang dianggap bertentangan dengan agama islam, juga melarang perempuan untuk mengambil pendidikan, dan menghukum hukum syariah secara keras. Setelah jatuhnya rezim taliban di afghanistan pada tahun 2001, Taliban melakukan pergeseran ideologi dengan tetap menyimpan karakteristik inti mereka. Salah satunya Taliban melakukan perubahan kebijakan terhadap hukum syariah, dengan membuat pendekatan yang lebih fleksibel. Dengan perubahan kebijakan ini sekarang Taliban tidak melarang lagi perempuan untuk mengambil pendidikan, meskipun masih memiliki beberapa batasan tertentu.

Sekarang mereka lebih sering terlibat dalam dialog politik untuk mencari solusi dalam penyelesaian konflik politik di Afghanistan. Dengan seringnya mereka muncul dalam kegiatan dialog politik menunjukan bahwa mereka ingin menunjukan eksistensi mereka di dunia internasional dan dapat memainkan peran politik yang lebih signifikan. Dengan pergeseran strategi politik yang dilakukan Taliban, menunjukan bahwa Taliban sedang ingin merubah pandangan internasional agar dipandang baik. Taliban mencoba merubah citra mereka sebagai suatu kelompok yang memperjuangkan pembebasan nasional yang melawan kehadiran pasukan dari luar dan korupsi di Afghanistan. Dan juga berusaha memperlihatkan komitmen pada pemulihan bangunan, terutama pada wilayah yang dikendalikan oleh Taliban sendiri. Dengan pergeseran ideologi yang Taliban lakukan seperti merubah kebijakan hukum syariah yang saat ini memperbolehkan perempuan untuk pendidikan dan merubah citra mereka di lingkungan internasional dengan lebih sering muncul dalam dialog politik, mencerminkan bahwa Taliban beradaptasi terhadap perubahan zaman dan perubahan konteks politik untuk memperoleh pengakuan di internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun