Mohon tunggu...
Mahfuzh Al Ansori
Mahfuzh Al Ansori Mohon Tunggu... Guru - Tidak ada senjata yang lebih sempurna selain persatuan

Jika kebencian telah mengakar dalam hati seseorang maka bersiaplah untuk kehilangan akal sehat. maka jangan sampe kehilangan akal sehat yaaa, mari kita baca, baca dan baca serta pamahi setiap pertistwa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Budaya Positif Mulai dari Ruang Kelas

17 September 2022   16:07 Diperbarui: 17 September 2022   16:12 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada lingkungan sekolah baik dalam proses pembelajaran kokurikuler maupun ekstrakurikuler guru harus berupaya merangsang untuk memenuhi lima keutuhan dasar murid. Tentu disinilah guru harus harus mampu memposisikan dirinya sebagai teman, sebagai pemantau atau sebagai manajer sesuai dengan konteks yang dibutuhkan murid.

Peran guru sebagai posisi kontrol 

Menanamkan budaya positif yang dimulai dari ruang-ruang kelas maupun lingkungan sekolah akan berhasil apabila guru memposisikan dirinya sebagai kontrol murid dengan tepat. Tetapi sebaliknya apabila guru belum mampu memposisikan dirinya sebagai kontrol yang baik maka pembentukan budaya positif tidak akan pernah terjadi, alhasil kebutuhan dasar murid tidak akan terpenuhi, pembelajaran akan bersifat mengerdilkan potensi murid, murid merasa tertekan, ketakutan, merasa bersalah, dan tidak terbangun kepercayaan diri yang baik.  Diane Gossen dalam bukunya yang berjudul Restitution-Restructuring School Discipline (1998) mengemukakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan disiplin di dalam ruang-ruang kelas. Apakah telah efektif, apakah berpusat pada murid, pembelajarannya bersifat memerdekakan, dan memandirikan murid atau tidak? 

Bagi seorang guru maupun orang tua mari kita kenali dimana posisi kontrol kita terhadap anak-anak kita, terhadap murid-murid kita sebagai penerus bangsa. Apakah kita sebagai guru yang menampatkan diri kita sebagai penghukum, pembuat rasa bersalah, sebagai teman, sebagai pemantau atau sebagai manajer. Mari kita tinggalkan posisi kontrol kita sebagai penghukum maupun sebagai pembuat rasa bersalah karena tidak akan memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam kontek tulisan ini adalah tidak akan memuhi kebutuhan dasar murid sehingga pembelajaran tidak melatih survival, love and belonging, freedom, fun, and power (penguasaan). 

Tempatkanlah posisi kontrol kita sebagai guru atau pendidik menjadi sebagai teman yang tidak akan menyakiti murid, namun tetap berupaya mengontrol murid melalui persuasi. Sebagai pemantau dimana tetap pemantau murid berdasarkan pada peraturan-peraturan dan konsekuensi. Atau posisikan guru sebagai manager, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri bukan dengan memakinya. Tugas seorang guru dalam kontrol sebagai manajer bukan untuk mengatur perilaku seseorang murid, tetapi membimbing murid untuk dapat mengatur dirinya. Bukan pula memisahkan murid dari kelompoknya, tapi mengembalikan murid tersebut ke kelompoknya dengan lebih baik dan kuat. 

Mari ciptakan sebagai seorang guru harus mampu memposisikan diri sebagai teman, sebagai pemantau dan juga bisa sebagai manager dengan harapan murid dapat menjadi pribadi yang mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab atas segala perilaku dan sikapnya, pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan yang positif, nyaman, dan aman. Sehingga kemerdekaan pembelajaran bisa terbentuk dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan universal dan menanamkan budaya yang positif. Kesalahan dalam pembelajaran itu biasa selama ada  guru yang bertugas sebagai kontrol yang akan siap selalu meluruskan.*

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun