Dalam cuitannya di Twitter (3/11/20), Mahfudz MD mengatakan bahwa, "10 dan 11 November, Presiden akan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional dan Bintang Mahaputra".
Dua tokoh pergerakan nasional yang akan mendapat gelar Pahlawan Nasional adalah Sutan Muhammad Yamin, tokoh pergerakan Sumpah Pemuda yang pernah menjadi Gubernur Sumatera Utara dan Riau.
Gelar Pahlawan Nasional kedua akan diberikan kepada Soekanto. Jenderal Polisi yang mempunyai nama lengkap Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo adalah Kapolri (Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia) yang pertama. Beliau menjabat Kapolri mulai dari 29 September 1945 hingga 14 Desember 1959.
Sedangkan penghargaan Bintang Mahaputera akan diberikan kepada mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Arief Hidayat.
Penghargaan sama yang diberikan baru-baru ini kepada Fadli Zon mantan Wakil Ketua Dewan PerwakilaN Rakyat (DPR). Dan diberikan kepada Fahri Hamzah, mantan Wakil Ketua DPR juga
Opini publik terhadap penganugerahan ini sangat baik. Akan tetapi yang banyak mendapatkan respon menarik adalah terkait amugerah Bintang Mahaputra ini.
Saya tertarik dengan balasan tweet akun @ujug_em, beliau mengiaskan anugerah Bintang Mahaputra kepada Gatot Nurmantyo, layaknya tehnik "clinch and jab" dalan dunia olahraga tinju.
"Kalau dalam dunia olahraga tinju ada yg namanya clinch and jab. Yaitu merangkul lalu memukul perlahan-lahan tapi pasti."
"Dan taktik inilah yang dipakai mantan juara dunia Muhammad Ali. salam olahraga.", balasnya di tweet Mahfud MD.
Dalam dunia Tinju, Clinch adalah posisi dimana kedua Petinju saling menempel. Tehnik ini sering dipakai petinju untuk mengurangi jarak pukul ideal dari lawan, sehingga lawan sulit untuk melepaskan pukulan.
Sedangkan Jab, adalah adalah pukulan lurus ke depan ke arah lawan. Walaupun jab hanya sekedar pukulan ringan saja, namun ianya akan mengganggu pergerakan lawan. Disamping itu, jab juga sebagai cara petinju untuk mengumpulkan nilai.