Mohon tunggu...
Mahfudz Tejani
Mahfudz Tejani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Seorang yang Nasionalis, Saat ini sedang mencari tujuan hidup di Kuli Batu Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Pernah bermimpi hidup dalam sebuah negara ybernama Nusantara. Dan juga sering meluahkan rasa di : www.mahfudztejani.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

(TKI Ilegal) Pengalaman Pertama Datang ke Rumah Anwar Ibrahim

27 Juni 2020   08:58 Diperbarui: 27 Juni 2020   08:54 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Sesampai di depan rumah besar itu, semua orang diwajibkan mengisi buku tamu. Kemudian diberikan stiker dan kalung name tag, bergambar Anwar Ibrahim yang mata kirinya hitam lebam.

Setelah itu beberapa petugas mempersilahkan masuk dan diarahkan ke meja panjang berisi makanan. Namun makanan di depanku tidak menggugah seleraku, setelah mata saya menangkap dua sosok yang sering keluar di TV.

Sosok itu adalah Karpal Singh, salah satu pengacara terkenal sekaligus politisi Malaysia. Satunya adalah Lim Kiat Siang, salah satu politisi berpengaruh saat itu. Keduanya adalah tokoh oposisi dari partai yang sama, Partai Aksi Demokratis (Democratic Action Party-DAP).

Sambil menunggu kedatangan Dr. Wan Azizah  Wan Ismail, yang mengunjungi suaminya Anwar Ibrahim di Penjara Sungai Buloh. Saya pura-pura bertanya bilik air kepada petugas, yang berada di bagian belakang.

Akhirnya petugas tersebut, menunjukkan jalan ke bilik air untuk tamu. Sesampainya di dalam, saya tidak melakukan apa-apa. Saya terdiam sambil bergumam, apakah saya orang Madura pertama yang masuk ke ruangan ini. Maklum saja, sebagai TKI ilegal yang baru pertama bisa keluar, bisa datang ke rumah salah satu VVIP di Malaysia, adalah suatu keberuntungan.

Beberapa saat kemudian, halaman depan dan sekitar pintu gerbang, dilantunkan suara reformasi berulang-ulang. Wan Azizah dan anak-anaknya baru pulang dari Penjara Sungai Buloh.

Semua orang menyalami saling berebutan. Saya mengambil posisi sebelah kiri agak ke belakang. Sehingga dengan lebih jelas memperhatikan suasana yang berlaku. Laungan kata reformasi teru bergema, mengiringi keluarga Sang Reformis memasuki  halaman runahnya.

Wan Azizah nampak kelelahan menerima uluran salam dari massa pendukung suaminya. Sekali-kali Nurul Izzah memegang bahu ibunya, sambil berdiri di sebelah kirinya.

Nurul Izzah begitu anggun dan nampak tegar di sebelah ibunya. Gadis berusia 19 tahun itu, begitu ayu dan cukup terserlah kecantikan khas wajah melayunya. Walaupun kita tidak tahu, beribu dugaan tersembunyi dibalik senyumnya yang menawan.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun