"Kami ada sekitar 50 orang, betul-betul memerlukan bahan makanan dan kebutuhan asas lainnya."
Kasus seperti yang dialami Agus ini, banyak dialami oleh mayoritas BMI di Malaysia. Karena mereka tinggal di area pemukiman proyek bangunan, yang kerjanya dihitung per hari, bukan gaji bulanan. BMI di sektor konstruksilah yang paling vital terkena dampak PKP Covid-19 ini.
Selain area rumah kongsi, BMI di sektor pemukiman rumah sewa juga mengalami hal yang sama. Mereka tidak bekerja selama sebulan, namun biaya sewa rumah terus berjalan. Apalagi persediaan bahan makanan, juga terkendala akses untuk mendapatkannya.
Melihat hal ini, pihak Perwakilan Indonesia di Malaysia seperti KBRI dan KJRI, membuka aduan terkait dampak yang dialami WNI di teritorial masing-masing.
Dengan sigap juga beberapa Ormas-ormas Indonesia yang berada di Malaysia mengadakan penggalangan dana untuk membantu  permasalahan saudaranya yang kena dampak PKP Covid-19 ini.
PCI Muhammadiyah mengawali program ini, diikuti oleh BP KNPI, PCI Nahdlatul Ulama, Ikatan Keluarga Madura, Pasomaja, dan komunitas Indonesia lainnya di Malaysia. Mereka bersatu padu membantu dan meringankan permasalahan WNI yang sedang dalam kesulitan ini.
Apapun sinergitas antara KBRI/KJRI sebagai perwakilan pemerintah, dengan ormas-ormas Indonesia di Malaysia, harus sefahaman dan seiring sejalan. Agar proses penyaluran dan distribusi tepat sasaran dan berjalan lancar, sepertimana yang diharapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H