Mohon tunggu...
Mahfudz Tejani
Mahfudz Tejani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Seorang yang Nasionalis, Saat ini sedang mencari tujuan hidup di Kuli Batu Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Pernah bermimpi hidup dalam sebuah negara ybernama Nusantara. Dan juga sering meluahkan rasa di : www.mahfudztejani.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tidak Mampu Mengontrol Jarinya, Pekerja Ini Dipecat Perusahaannya

19 Desember 2018   18:35 Diperbarui: 19 Desember 2018   18:59 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya media sosial merupakan suatu rahmat bagi manusia dalam menjalinkan komunikasi dan berinteraksi. Kita harus mengucapkan ribuan terima kasih kepada para pencetus Friendster, My space, atau MiRC.

Di kemudian hari media sosial berevolusi, menjadi lebih mudah digunakan dan lebih dijangkau. Maka muncullahmedia sosial baru bernama  Facebook, Twitter, Instagram, youtube dan media sosial lainnya.

Media sosial banyak memberikan manfaat dalam menjalin hubungan serta meningkatkan silaturrahim sesama manusia. Dimanapun dan kapanpun kita bisa berinteraksi, hanya bermodalkan kouta internet dan akun media sosial berkaitan.

Ianya juga bisa dijadikan sarana pertemuan antara penjual dan pembeli, tanpa terikat ruang dan waktu. Hanya dengan memasang foto barang jualan atau mengiklankan secara online, setelah itu tinggal menunggu pembeli menghubunginya.

Proses belajar dan mengajar serta jalan dakwah bisa juga dijalankan dengan menggunakan media sosial. Bahkan hampir perhubungan dalam dunia nyata, bisa diaplikasikan dalam dunia maya melalui media sosial.

Itu semua hal-hal positif yang dapat kita lakukan apabila menggunakan media sosial dengan benar. Berinternet secara sehat dan baik, akan memberikan pulangan yang baik dan bermanfaat bagi kita dan orang lain. Lantas, bagaimana dengan orang dan kelompok yang menggunakan media sosial secara negatif ?

Apabila dalam dunia nyata ada ungkapan "Mulutmu, Harimaumu", maka sekarang dalam media sosial menjadi lain. "Jarimu, harimaumu" atau "Media Sosialmu, Harimaumu".

Seberapa banyak netizen atau warganet yang terjebak akibat tidak mampu mengendalikan ujung jarinya, sehingga harus berurusan dengan pihak berwajib. Seberapa banyak warganet harus kehilangan teman, sahabat, serta kolega, akibat keteledoran ujung jarinya.

Lebih parah lagi, bahkan sampai ada yang kehilangan pekerjaan, akibat ujung jari yang tidak mampu dikontrol. Sebagaimana yang terjadi pada salah seorang warganegara Malaysia, baru-baru ini. Beliau digantung kerja sementara (suspended) oleh perusahaan temapt bekerjanya, sebuah dealer penjualan mobil Jepang di Kuala Lumpur.

Berawal dari warganet berinisial CY ini yang mengomentari sebuah postingan tentang seorang pemadam kebakaran Malaysia, yang terkorban dalam kerusuhan berkaitan agama dan kaum di Subang Jaya, Selangor beberapa waktu lalu.

Kasus ini berprofil tinggi dan sangat sensitif, karena apabila tidak ditangani dengan baik, sangat rentan terjadi kerusuhan kaum di Malaysia. Rupanya CY tidak melihat isu sensitivitas dalam kasus ini, beliau berkomentar disinyalir ada unsur rasisme dan ada ujaran kebencian (hate Speech).

Akhirnya komentar CY mendapat respon warganet lainnya dalam postingan tersebut. Dalam secepat kilat, komentar tersebut di-Screenchots oleh warganet lainnya serta dibagikan ke media sosial lainnya. Akhirnya komentar CY menjadi viral dan mendapat  kecaman semua warganet di Malaysia.

Rupanya ada warganet yang meneliti latar belakang CY di profil media sosialnya, dan mengetahui bahwa CY bekerja di sebuah dealer penjualan mobil Jepang di Kuala Lumpur.

Akhirnya fanpage dealer tersebut diserbu oleh warganet, dan meminta pihak dealer untuk memecat serta merta CY, karena bertindak rasisme dan melakukan ujaran kebencian yang berpotensi menimbulkan kericuhan. Akhirnya pihak dealer, menggantung kerja CY selama seminggu mulai hari itu juga.

Karena Cuma dikenakan penggantungan kerja selama seminggu, warganet tidak terima dan meminta dipecat serta merta. Disebabkan tidak ada respon dari dealer tersebut, akhirnya warganet menyerbu perusahaan mobil jepang cabang Amerika dan di pusatnya Jepang sendiri. Tuntutannya hanya meminta CY dipecat serta merta.

Itu adalah salah satu contoh sikap dan aksi negatif dalam media sosial. Apabila ujung jari kita tidak dikontrol dan dikendalikan dengan baik dan benar, maka akan memudharatkan diri sendiri dan warganet lainnya dalam media sosial.

Gunakan media sosial ini untuk memberikan kebaikan dan manfaat pada diri sendiri dan orang lain. Fikirlah kembali sebelum memposting atau membagikan konten apa saja dalam akun media sosialmu. Karena kalau kita lalai, maka media sosialmu akan menjadi perangkap penyesalam dikemudian hari.

Salam dari Kuala Lumpur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun