Adanya media sosial merupakan suatu rahmat bagi manusia dalam menjalinkan komunikasi dan berinteraksi. Kita harus mengucapkan ribuan terima kasih kepada para pencetus Friendster, My space, atau MiRC.
Di kemudian hari media sosial berevolusi, menjadi lebih mudah digunakan dan lebih dijangkau. Maka muncullahmedia sosial baru bernama  Facebook, Twitter, Instagram, youtube dan media sosial lainnya.
Media sosial banyak memberikan manfaat dalam menjalin hubungan serta meningkatkan silaturrahim sesama manusia. Dimanapun dan kapanpun kita bisa berinteraksi, hanya bermodalkan kouta internet dan akun media sosial berkaitan.
Ianya juga bisa dijadikan sarana pertemuan antara penjual dan pembeli, tanpa terikat ruang dan waktu. Hanya dengan memasang foto barang jualan atau mengiklankan secara online, setelah itu tinggal menunggu pembeli menghubunginya.
Proses belajar dan mengajar serta jalan dakwah bisa juga dijalankan dengan menggunakan media sosial. Bahkan hampir perhubungan dalam dunia nyata, bisa diaplikasikan dalam dunia maya melalui media sosial.
Itu semua hal-hal positif yang dapat kita lakukan apabila menggunakan media sosial dengan benar. Berinternet secara sehat dan baik, akan memberikan pulangan yang baik dan bermanfaat bagi kita dan orang lain. Lantas, bagaimana dengan orang dan kelompok yang menggunakan media sosial secara negatif ?
Apabila dalam dunia nyata ada ungkapan "Mulutmu, Harimaumu", maka sekarang dalam media sosial menjadi lain. "Jarimu, harimaumu" atau "Media Sosialmu, Harimaumu".
Seberapa banyak netizen atau warganet yang terjebak akibat tidak mampu mengendalikan ujung jarinya, sehingga harus berurusan dengan pihak berwajib. Seberapa banyak warganet harus kehilangan teman, sahabat, serta kolega, akibat keteledoran ujung jarinya.
Lebih parah lagi, bahkan sampai ada yang kehilangan pekerjaan, akibat ujung jari yang tidak mampu dikontrol. Sebagaimana yang terjadi pada salah seorang warganegara Malaysia, baru-baru ini. Beliau digantung kerja sementara (suspended) oleh perusahaan temapt bekerjanya, sebuah dealer penjualan mobil Jepang di Kuala Lumpur.
Berawal dari warganet berinisial CY ini yang mengomentari sebuah postingan tentang seorang pemadam kebakaran Malaysia, yang terkorban dalam kerusuhan berkaitan agama dan kaum di Subang Jaya, Selangor beberapa waktu lalu.
Kasus ini berprofil tinggi dan sangat sensitif, karena apabila tidak ditangani dengan baik, sangat rentan terjadi kerusuhan kaum di Malaysia. Rupanya CY tidak melihat isu sensitivitas dalam kasus ini, beliau berkomentar disinyalir ada unsur rasisme dan ada ujaran kebencian (hate Speech).