Memasuki babak kedua, keriuhan Curva Ultras Malaya tetap berjalan dengan aneka nyanyian dan gerakannya. Apalagi tatkala Safawi Rashid mampu menyamakan kedudukan lewat tendangan bebas apada menit ke-60. Kedudukan tetap 2-2 hingga peluit pajang wasit dibunyikan.
Namun suasana dalam tribun Ultras Melaya tetap tak berubah, bergerak dan bernyanyi seperti sediakala. Akhirnya kegemuruhan itu diakhiri dengan menyanyikan lagu wajib perjuangan Malaysia, sambil menunggu para pemain Timnas Malaysia berbaris di hadapan tribun UM.Â
Kemudian aksi Viking Clapping dijadikan momentum akhir antara UM dengan Pemain.
Sempat terpikir, mengapa pada final AFC U-16 lalu, Pihak AFC melarang kami (Aliansi Suporter Indonesia di Malaysia) membawa stick/joran bendera, bahkan merampasnya dan tidak dikembalikan sampai sekarang.
Sedangkan pada aksi tadi malam, saya melihat ada 13 joran/stick berkibar dengan bendera Ultras Malayanya. Sedangkan aksi tersebut, sama-sama diadakan di stadion yang sama.
Apakah ada double standart atau pilih kasih dalam hal ini ? Semoga saja tidak, dan hanya lebih kesalahpahaman saja. Bukan hanya 3 joran/stick yang dirampas oleh AFC, namun juga bahan koreo 10 x 20 meter yang dibawa dari Indonesia, juga belum dikembalikan oleh mereka sampai sekarang.
Salam persaudaraaan dan salam fair play dari Kuala Lumpur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H