Seluruh tribun di Stadion Bukit Jalil dipenuhi warna khas suporter Malaysia yaitu hitam dan kuning, sedangkan suporter Vietnam diletakkan di sebelah kanan tribun VIP.Â
Di seluruh tribun ini, saya tidak menjumpai orang memakai jersi klub daerah ataupun bendera-bendera komunitas yang dipajang di pagar depan dan samping tribun. Hanya bendera Malaysia dan bendera kuning bercorak hitam yang ada di setiap tribun, apalagi di tribunnya Ultras Malaya.
Tatkala pemain memasuki lapangan, semua suporter berdiri dan senyap untuk memberikan penghormatan kepada lagu kebangsaan Vietnam dan Malaysia sendiri.Â
Ketika lagu kebangsaan Malaysia "Negaraku" mau dikumandangkan, kru UM memberikan aba-aba untuk segera mengangkat plastik yang telah disediakan di sandaran kursi masing-masing.
Semuanya menyanyikan lagu "Negaraku" sambil menjunjung plastik yang telah disediakan. Setelah menyanyikan lagu kebangsaannya selesai, kru yang bertugas memberikan arahan lagi, untuk menyimpan plastik ke tempat asalnya semula.
Barulah setelah itu, Sang Capo memberikan arahan dan gerakan sambil menyanyikan chant penyemangat untuk Timnas Malaysia. Sambil sesekali kru-kru UM lainnya yang berpencar diantara suporter lainnya, membantu ikut menggerakkan dan menyemangati suporter di sekitarnya.
Saya sendiri sampai menghafalkan 3- 4 chant khas yang dinyanyikan selama pertandingan. Kegemuruhan nyanyian Ultras Malaysia sempat meredup, tatkala pemain Vietnam Nguyen Huy hung pada menit ke-22', memaksimalkan kemelut di depan gawang Malaysia menjadi sebuah gol.
Apalagi tiga menit kemudian ditambah dengan gol tambahan dari luar kotak penalti oleh Pham Duc Huy pada menit ke 25'. Saya lihat suporter di sekitar saya sudah kehilangan semangat dan teriakannya tidak sekencang awalnya. Para kru-kru UM memberikan kode untuk terus bernyanyi dan menyemangati, tatkala melihat sebagian suporter di tribunnya mulai meredup.
Keadaaan gemuruh kembali, tatkala Sharul Saad mengurangkan defisit gol untuk Malaysia pada menit ke-36', melalui sundulan ke gawang Vietnam. Curva Ultras Malaya bergetar dan saya dipeluk oleh suporter di sebelah saya, sayapun ikut bertepuk tangan untuk menghilangkan kecurigaan kepada saya.Â
Saya berdiri dan bernyanyi ikut gerakan sang Capo selama pertandingan berlangsung, dan saya menghormati rule-rule curva yang telah disepakati.
Sempat terjadi kericuhan di pintu masuk tribun Ultras Malaysia, karena banyaknya yang tidak kebagian kursi. Sehingga ketika babak turun minum pertama selesai, suporter yang ingin keluar membeli minuman, tidak diperbolehkan oleh mereka. Akhirnya terjadi percekcokan kecil , namundapat diselesaikan dengan baik.