Mohon tunggu...
Mahfudz Tejani
Mahfudz Tejani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Seorang yang Nasionalis, Saat ini sedang mencari tujuan hidup di Kuli Batu Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Pernah bermimpi hidup dalam sebuah negara ybernama Nusantara. Dan juga sering meluahkan rasa di : www.mahfudztejani.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sudah Saatnya Dapil DKI Jakarta II Dipisahkan !!

18 Juni 2013   06:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:51 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemeriahan pesta demokrasi rakyat Indonesia sudah mulai terasa, Meskipun masih setahun lagi pesta tersebut dilaksanakan. Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif akan dilaksanakan tanggal 9 April 2014, Sedangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) akan dilaksanakan dua bulan setelah Pemilu Legislatif yaitu pada bulan Juli 2014. Dan jika tiada aral dan halangan apapun , pada bulan Oktober 2014 nanti bangsa Indonesia akan mempunyai presiden dan wakil presiden baru.

Seperti mana yang telah diberitahukan Komisi Pemilihan Umum (KPU), bahwasannya sistem pada pemilu 2014 nanti akan berbeda dengan pemilu 2009. Apabila pemilu 2009 Pemilih dalam menentukan pilihannya dilakukan dengan mencontreng, namun dalam pemilu 2014 nanti sistem itu akan di tukar dengan cara Mencoblos

Kemeriahan tersebut juga dirasakan oleh para Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri, Khususnya Malaysia sebagai negara yang mempunyai jumlah WNI terbanyak. Para petugas Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) perwakilan Republik Indonesia -Kuala Lumpur sudah mulai sibuk mendata jumlah pemilih Pemilu 2014.

PPLN perwakilan RI-Kuala Lumpur mengajak agar para WNI agar segera mendaftar sebagai pemilih dalam pemilu 2014 dengan berbagai cara. Diantaranya melancarakan website untuk daftar secara online, melalui SMS, menyebarkan brosur , via email atau dengan datang langsung ke perwakilan RI yang terdekat.

Antara Dapil DKI Jakarta II dan Luar Negeri

Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta II meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Luar Negeri. Secara logikanya kita akan berfikir , mengapa KPU menggabungkan luar negeri dengan Dapil DKI Jakarta II ? Dan mengapa tidak di pisahkan saja luar negeri dari dapil DKI Jakarta II ? seterusnya dibentuk dapil sendiri untuk luar negeri . Meskipun bukan dalam pemilu 2014 ini, setidaknya dipertimbangkan untuk pemilu 2019 nanti.

Menurut data dari KPU, secara agregatnya jumlah WNI di luar negeri yang tercatat sebagai daftar pemilih adalah berjumlah 4,694,484 jiwa. Angka tersebut berdasarkan data yang diperoleh dan dikumpulkan dari seluruh perwakilan RI di seluruh dunia. Dari jumlah angka tersebut sebagian besar adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI), pelajar dan ekspatriat.

Angka tersebut sebagian besar di dominasi negara basis TKI, seperti Malaysia mempunyai WNI layak pilih 2,540,450, China mempunyai 178,821, Taiwan mempunyai 238,639, Arab Saudi mempunyai 857,614 dan negara Timur Tengah lainnya.

Sedangkan untuk Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan saja kalau digabungkan baru berjumlah 1,489,955 saja, berdasarkan pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012. Yaitu untuk Jakarta Pusat berjumlah 505,956 dan Jakarta Selatan 983,999. Coba kita bandingkan dengan jumlah pemilih di Malaysia ?

Apakah tidak sebaiknya  luar negeri dipisahkan saja dari DKI Jakarta II dan diberikan kesempatan untuk menbentuk dapil sendiri untuk pemilu 2019 nanti. Karena ada beberapa alasan tertentu untuk menuju ke arah itu diantaranya :


  • Jumlah Pemilih Mencukupi, Apabila dibandingkan dengan dapil DKI Jakarta I (Jakarta Timur) yang hanya berjumlah 1,306,586 atau Dapil Jakarta III (Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kep.Seribu) yang berjumlah 1,796,404. Pemilih luar negeri jauh lebih besar yaitu berjumlah 4,694,484.
  • Lebih Fokus dan Konsisten, WNI yang berada di luar negeri merasa aspirasi dan suaranya tidak terdengar atau terwakili secara utuh. dan tentunya juga sebagai WNI yang mempunyai kesetaraan hak yang sama  dalam pemerintahan, menghendaki untuk mempunyai dapil sendiri untuk menentukan wakilnya dalam membawa aspirasi dan suara ke Jakarta.


Sedangkan untuk pengalaman pemilu 2009 yang lalu, karena mayoritas pemilih di luar negeri adalah para TKI. Kami tidak tahu siapa yang akan dipilih dan siapa saja yang mencalonkan untuk dapil DKI Jakarta II.  Setelah itu pula , siapa yang menang dan yang mewakili anspirasi kami juga tidak tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun