[caption id="attachment_213297" align="aligncenter" width="300" caption="Maafkanlah ..maafkanlah (nasional.kompas.com)"][/caption] Ketika ucap tak lagi bermakna Kata dan tutur tak lagi memberikan rasa Ku terdiam terduduk intropeksi diri Semua orang menelanjangiku Semua orang memandang resah kepadaku Seberapa bejatkah kepribadianku.. Seberapa kotorkah keberadaanku..
%%%
Ketika kasus itu menjadi isu Nasional Diri ini di serang dari berbagai arah.. Dimana aku harus menerangkannya.. Ketika suaraku kau ibaratkan lagu-lagu kosong Dimana aku harus menangkisnya.. Ketika alasanku kau andaikan kapuk-kapuk yang di terbangkan angin Bukan niatku ku harus gagal lagi dalam perkawinan ini.. Bukan pintaku taqdir ini harus kujalani
%%%%
Ketika kasus itu kian memojokkanku.. Aku hanya mampu terdiam menghadap sajadah.. Aku teringat kehormatan keluargaku.. Aku teringat harga diri anak dan istriku.. Aku teringat masa depanku, saudara-saudara dan pendukungku Apa yang kau fikirkan seandainya kau berada di di tempatku ?
%%%
Ketika cercaan dan makian itu menemani hari-hariku Aku hanya mampu memekakkan telinga satu persatu.. Aku hanya mampu menghibur diri Dalam seminggu dua semuanya akan berakhir.. Walau nyatanya suara-suara itu masih membahana Menggema menemani keberadaanku Yang mulai luluh dan hancur Memudar bersama sisa-sisa keprcayaan yang hilang
%%%
Saudara-saudaraku percayalah!! Sewaktu kau dobrak pintu kantorku.. Seakan-akan kau remukkan hati ini juga.. Hilang sudah kepercayaanmu yang kutanamkan dulu Musnah sudah harapan-harapanmu yang kau pikulkan di bahuku Masih adakah kesempatan kedua untukku wahai saudara-saudaraku ? Masih bisakah kurajut kembali kepercayaan itu ? Aku hanya manusia biasa yang punya nafsu dan rasa Salah dan khilafku mohon diampunkan dan di maafkan Sekali lagi maafkanlah Dan Maafkanlah
%%%
%
Terinspirasi atas kasus Bupati Garut Aceng HM Fikri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H