Untuk itu sehingga memaksa pemerintah melakukan dasar ekonomi untuk membantu keterpurukan kaum Melayu yang di kenali dengan Dasar ekonomi baru (DEB). DEB juga telah membuat kaum Non Melayu merasa tidak puas hati dan juga menimbulkan rasa kecurigaan terhadap kaum Melayu.
·Kebudayaan dan sistem Pendidikan yang berasingan
Kebudayaan kaum India dan Cina masih berpedoman ke daerah asalnya dan juga sistem pendidikannya masih berasingan dan menggunakan bahasa asal mereka, bahkan para gurunya ada yang di datangkan dari negara asal mereka. Sehingga proses pembauran dan asimilasi berjalan buntu dan menimbulkan blok-blok serta kelompok tersendiri.
·Kampanye Pemilu 1969 yang keterlaluan.
Pada kampanye pemilu 1969 telah timbul perbuatan-perbuatan dan ucapan-ucapan yang keterlaluan dan saling sindir menyindir antar para kontestan. B ahkan sampai membangkitkan hal-hal yang di angggap tabu seperti artikel 152 tentang Bahasa dan artikel 153 tentang hak dan keistimewaan kaum Melayu
MAGERAN (Majlis Gerakan Negara)
Memandangkan keadaan kerusuhan kaum yang kian tak terkontrol. Memaksa Yang di – Pertuan Agong di atas nasihat Perdana Menteri Untuk mengumumkan keadaan darurat di seluruh negara.Pengumuman tersebut terjadi  pada 16 Mei 1969 di bawah Ordinan No.2 ( Kuasa-kuasa perlu) Darurat 1969 – P.U.(A) 149.
Dengan pengumuman tersebut sistem kerajaan berparlimen telah dibubarkan. Sebagai caretaker pemerintahan negara selepas Parlimen dibubarkan, Deputi Perdana Menteri Tun Abdul Razak Dato’ Hussein telah dilantik sebagai ketua  MAGERAN pada 17 Mei 1969 untuk Perlembagaan Fasal (2) Perkara 150. Untuk melaksanakan tugas-tugas di bawah Ordinan ini, beliau dibantu oleh anggota-anggota majlis yang terdiri daripada pemimpin-pemimpin politik, pegawai-pegawai utama pemerintah dan pegawai-pegawai tinggi Polisi dan Tentera.
MAGERAN yang dibentuk selepas 13 Mei 1969 bertujuan bagi mengembalikan kestabilan dan ketenteraman umum, khususnya untuk mengembalikan suasana keharmonian dan kepercayaan antara kaum di seluruh negara. Di antara fungsi-fungsi utama MAGERAN ialah ;
a)Â mengembalikan keamanan dan undang-undang negara
b)Â menentukan pemerintahan yang lancar dan sempurna
c)Â mengembalikan suasana keharmonian dan kepercayaan antara kaum di seluruh negara.
Untuk Menghindari Kerusuhan 13 Mei terulang
Malaysia Sebagai negara yang majemuk , perpaduan dan keharmonisan antara kaum ibarat bom waktu yang siap meledak lagi tanpa kita ketahui dan ramalkan. Pemerintah Malaysia harus lebih jeli dalam menanggulangi terulangnya peristiwa hitam tersebut. Di antaranya adalah :
- Partai politik berasakan kaum-kaum tertentu harus di perhalusi
- Sudah saatnya pemerintah Malaysia lebih tegas dengan sistem pendidikannya yang berasaakan kaum-kaum tertentu dengan tujuan mendidik pembauran /asimilasi mulai dari kecil lagi.
- PemerintahMembuat program  agar non melayu menyukai bahasa melayu dan fasih menuturkannya
- Program perjumpaan muhibah dengan melibatkan semua kaum senantiasa dilaksanakan.
Semoga Peristiwa yang berlaku ini bisa  dijadikan teladan kepada semua pihak, terutama Negara Indonesia yang lebih kompleks ke anekaragamannya.
Dan sebagai rakyat yang cintakan keamanan, kita perlu menanganinya dari berlaku lagi pada masa akan datang.
Kita jangan mengambil gampang di atas keamanan yang sedang kita rasakan, karena di sebalik itu terdapat anasir-anasir yang sedang berusaha untuk memporak-perandakan keadaan
Referensi :
- http://ms.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_13_Mei
- Buku laporan MAGERANÂ Mei 1969
-Buku Sebelum dan selepas 13 Mei (catatan Tuanku Abdur Rahman)
-Transkip interview bersama Kopral En.Che mat Bin Mustafa mengenai peristiwa 13 Mei 1969 di Kuala  Lumpur
- Dan berbagai sumber lainnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H