Kau mungkin serupa senja,
Yang mengecup malam dengan keresahan
Lewat sapaan hangat awan kemerahan.Â
Kau mungkin serupa pagi,
Yang menyambut surya perlahan terbit
Ditengah titik-titik embun yang enggan pamit
Kita mungkin serupa malam,
Yang kias tabu untuk berkata, dan kias semu untuk bertemu.
Dan ya, ini seperti sebuah tragedi!
Yang mana dalam hening gelap terdapat kata rindu menjelma sepi,
Yang memberontak tanpa henti untuk diminta selalu di mengerti
Dan kita seakan akan memang serupa hampa,
Yang kehilangan senja.Â
Yang berharap menunggu pagi
Yang berharap untuk berhenti,
Agar malam mengerti bahwa rindu sesesak ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H