Rangkaian kata-kata dan penampilan memang mampu menyihir orang tertarik dan terpana. Tapi benar kata pepatah, “sepintar apapun tupai melompat, pasti akan jatuh.” Pepatah ini mungkin agak relevan bila disandingkan dengan tokoh fenomenal juga kontroversial yakni Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) “Habib” Rizieq Syihab.
Sempat heboh dalam beberapa hari terakhir, percakapan mesra antara Habib Rizieq Syihab dengan sosok wanita bernama Firza Husein, di Whatsapp (Phone Sex). Geger pula sebuah rekaman curhatan Firza kepada sosok wanita yang dalam rekaman tersebut bernama Ema.
Benar dan tidaknya kabar yang menyeruak itu bukanlah kapasitas manusia untuk menentukan dan memastikannya, hanya Allah-lah yang Maha Tahu. Akan tetapi, mari kita sedikit flash back melihat bagaimana dan seperti apa rekam jejak kedua tokoh tersebut.
Menurut informasi dari berbagai sumber, FPI memiliki hubungan dekat dengan TNI Angkatan Darat. Bahkan, berdirinya FPI pada tahun 1998 juga tak lepas dari peran serta para petinggi TNI. Gus Dur menyebutkan lahirnya FPI diinisiasi oleh 4 orang petinggi militer, yakni Wiranto, Noegroho Djajusman, Susanto, dan Djaja Suparman. Sejak dulu, Gus Dur begitu ngotot menginginkan FPI agar segera dibubarkan.
Tak sedikit orang percaya bahwa FPI memang memiliki hubungan dekat dengan militer. Kepercayaan tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, di saat umat Islam banyak dilanda kesusahan dan kemiskinan, atas nama penegakan syariat Islam, sang Imam Besar justru bergelimpangan harta. Banyak bukti bertebaran di dunia maya tentang kekayaan sang Habib itu. Yang terbaru adalah foto Habib Rizieq saat demo Umat Islam 212 kemarin. Dengan tangan melambai-lambai, sang Imam besar mengendarai mobil mewah dengan plat nomor B 1 FPI.
Selain itu, ada beberapa bukti hubungan FPI dengan militer yang sampai saat ini tidak bisa dibantah yaitu:
1. Aksi tandingan FPI melawan aksi mahasiswa yang menentang RUU Keadaan Darurat yangg diusulkan TNI, 24 Okt 1999.
2. Aksi massa FPI yangg menyerbu Komnas HAM dengan pedang dan golok ketika Wiranto diperiksa terkait pelanggaran HAM di Timor-timor.
3. Bocoran Wikileaks yang menyebutkan bahwa sejak lama FPI menjadi 'attack dog' pihak kepolisian.
4. Bocoran wikileaks yang lain menyebutkan bahwa Jenderal Sutanto (kapolri saat itu) telah mendanai FPI.
Hingga kini, 4 bukti tersebut belum ada klarifikasi sedikitpun dari pihak terkait.