Mohon tunggu...
Mahfud Achyar
Mahfud Achyar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - I am a storyteller based in Jakarta, Indonesia.

Undergraduate in Linguistics Studies, University of Padjadjaran, Bandung | Postgraduate in Corporate Communication Studies, Paramadina Graduate School of Communications, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Strategi Digital Marketing: Indonesia Halal Tourism

11 Juli 2015   19:02 Diperbarui: 13 Juli 2015   08:19 1719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

8. Digital Mobil Platform and Marketing

Bagian ini membahas dasar komunikasi pemasaran berbasis digital dan dinamis (bergerak).

9. Game (Gamification) and Marketing

Bagian ini membahas tentang gamifikasi pemasaran digital melalui media baru.

10. Digital Media Planning, Campaign Return of Investment (ROI), Marketing Analysis, and Reporting

Bagian ini membahas tentang bagaimana menyusun perencanaan dalam media digital untuk komunikasi pemasaran; menghitung return of investment dalam kampanye digital; dan menganalisis serta melaporkan komunikasi pemasaran digital.

Dave Chaffey (2015) mengidentifikasi setidaknya ada enam tipe digital marketing communication yang dapat dimanfaatkan untuk menggaet pasar untuk membeli produk atau menggunakan jasa yang dipasarkan.

[caption caption="Digital Marketing Communication"]

[/caption]

Lebih lanjut, agar Muslim traveler tertarik dengan brand halal tourism, Kemenpar RI harus mulai mengubah pola pendekatan kepada pasar yang mulanya customer path hanya 4A (Aware, Attitude, Act, dan Act Again), sekarang menjadi 5A (Aware, Appeal, Ask, Act, dan Advocate). Perubahan tersebut terjadi karena konsumen masa kini sudah tidak bisa fokus terhadap dirinya sendiri. Sehingga, pembelian pun bukan semata-mata adalah kehendak pribadi, melainkan menjelma sebagai keputusan bersama. (Marketeers edisi Februari 2015, hal 12).

Chief Knowledge MarkPlus, Inc. Iwan Setiawan dalam (Marketeers edisi Februari 2015, hal 12) mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan perubahan tersebut adalah fenomena internet dan gadget yang telah memengaruhi kehidupan banyak orang. Iwan menyebutkan bahwa seseorang membuka kunci layar ponselnya setiap dua menit. Hal itu membuktikan, kehadiran gadget dapat membuat seseorang menjadi tidak fokus. Kondisi demikian menjadikan pola customer path berubah menjadi 5A, bisa dikatakan Aware, Appeal, Ask merupakan input, sedangkan Act dan Advocate adalah output dari suatu proses operasional pemasaran.

Menurut Sapta Nirwandar, hal utama yang harus dilakukan oleh para pemain industri halal tourism adalah membuat penawaran dan pilihan. Untuk travel agent, sediakan guide yang memahami tujuan dari wisata halal, interpretasi dari destinasi-destinasinya, yang dapat memperkaya pembelajaran. Fasilitas harus semakin serius diusahakan. “Kalau takut dengan tidak adanya pasar, penerapan halal tourism ini justru menguntungkan. Banyak sekali orang yang mencari dan menjadi pasar yang menjanjikan karena ada segmennya sendiri. Ironis sekali melihat masyarakat Indonesia tidak confidence dengan wisata halal. Masyarakat harus memiliki persepsi positif. Ini tidak terbatas hanya untuk umat Muslim melainkan sifatnya universal,” kata Sapta. (Marketeers edisi Juni 2015, hal 150).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun