Mohon tunggu...
Mahfudh Harun
Mahfudh Harun Mohon Tunggu... Administrasi - Suka menulis dan senang berbagi

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Semangat Hidup Tukang Jahit

22 Maret 2016   22:09 Diperbarui: 23 Maret 2016   01:30 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="wismakreatif.com"][/caption]Di jalan pulang

Yang biasa aku ulang-ulang

Menyelinaplah dalam pandangan

Seseorang yang membonceng pekerjaan

 

Usianya tak lagi muda

Belumlah juga tua renta

Kurasa-rasa berkepala enamlah dia

Begitulah pandanganku saat di persimpangan

 

Dengan motor Astuti (astrea tujuh puluh tiga)

Ia mencari rezeki

Sebuah kotak kurasa berisi segala

Peralatan kerja yang selalu dibawa-bawa

Berkomunikasi pasif dengan bola-bola mata

Seakan kotak itu berujar padaku, dengan tulisan :

"Terima jahit tas, sandal dan sepatu"

 

Kupercepat sedikit motorku

Namun, Ia menghilang dari pandangan

Mungkin masuk ke lorong buntu

Atau bisa jadilah ia sebuah bayangan

Menginspirasi hidupku

 

Kupanggillah  ia

Tapi, suaraku hilang melayang

Ditelan riuh gemuruh suara kereta

Dan terpantul membentur trotoar jalan

 

 

Kuhendak memberikannya sepatu

Bukan yang koyak

Bukan yang kehilangan tapak

Tapi, sepatu baru yang kupakai

Ingin kutukar dengan :

Sandal jepitnya

Yang telah dijahit-jahit

Dengan benang tali plastik

 

Kuhendak memberikannya sebuah tas

Bukan yang koyak

Tapi, tasku yang baru saja kubeli

Ingin kutukar dengan :

Kantong plastiknya

Tempat menaruh duit

Hasil keringat menjahit

 

Kuhendak memberikan jiwaku

Kepadanya, karena

Kuingin dia menjahit  seperti :

Semangat hidupnya

Yang tak pernah koyak

Meskipun hidupnya dicabik-cabik

Oleh kejamnya waktu

Dan derasnya arus zaman

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun