[caption caption="maritimemagz.com"][/caption]Samudera bermata biru...
Ini aku yang merindu
Semalam kududuk di sini sendiri dalam sepi
Sang Dewi Malam entah kemana pergi
Si Dara laut pun larut dalam mimpi indahnya
Kuyang bersedu sedu hati, duduk tunduk
Diantara batu dan ombak yang menebah pantai
Ketika kulayang pandang pada wajahmu, lesu
Tak lagi seperti duluÂ
Saat engkau dan aku beradu pandang
Lalu kau bilang : Laut masih garang
Â
Bukan hanya aku yang merisau,
Tapi pantai dan bakau segalau
Melihat nelayan duduk bersanding ke pulau
Sibuk merajut tali jaring
'Karna ombak rambut laut mengeriting
Daun-daun kering
Melayang
Mangambang
Endap mengendap              Â
Ke laut lepas tanpa tapal batas
Laksana bak sampah raksasa menumpah
Sepolutan datang dari insan yang belum insaf
Â
Wahai kawan, mundurlah selangkah
Lalu terbanglah
Sambil menatap ke bawah
Jauh ke dalam lembahÂ
Tataplah, limbah-limbah berlimpahÂ
Yang padat
Yang cair mencair
Datang dari rumah, singgah di pesisir
Ke samudera nusantara mengalir
Â
Samudera...usah kau pilu
Aku salah satu dari seribuÂ
Yang masih punya qalbu
Merindu setubuhmuÂ
'Karna sudah lama kupandang-pandang
Saat kau tidur membentang telanjang
Dalam ruang relungmu terdalam
Kauhiasi diri
Sampai-sampai kumembirahi
Dengan segala mutiara warna-warni
'Tuk manusia di Bumi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H