Ini adalah output ketika kamu sudah berkarya atau meluncurkan bukumu. Kamu akan dipandang sebagai sosok yang hebat, memotivasi, menginspirasi, dan sebagainya. Walau mungkin kamu tidak merasa seperti itu.Â
Namun, itulah tuntutan penulis di Indonesia. Ketika kamu sudah dikenal sebagai penulis, kamu akan dipandang lebih. Kamu akan dipandang sebagai sosok yang berprestasi karena punya karya yang kebanyakkan orang tidak memiliki hal itu.
Jadi, agar kamu tidak mengecewakan orang-orang di luar sana, kamu harus belajar public speaking. Minimal, belajarlah bagaimana agar bisa berbicara lancar dan mengisi materi yang tidak membosankan. Intinya dua itu saja dulu yang dipelajari.
Saya juga masih tahap pembelajaran mendalami dunia public speaking. Jadi, ini adalah tuntutan yang harus kamu jalankan. Jangan sampai, kamu sudah punya karya, lalu ketika ada undangan bedah buku, kamu seperti orang gugup dan linglung ketika berdiri di depan. Ini akan menurunkan derajatmu sebagai penulis dan pemateri.
Kalau penontonnya melihat kamu grogi, mereka akan berpikir kalau kamu ini masih pemula. Alhasil, mereka jadi segan untuk membeli karyamu. Karena melihat kamunya saja seperti itu. Jadi, kamu harus dipandang sebagai sosok yang hebat di mata penonton. Bagaimana caranya? Minimal, percaya dirilah!
Bagaimana kamu bisa memotivasi orang lain, kalau kamu belum selesai dengan diri sendiri? Jadi, cobalah belajar public speaking dari sekarang ya.
---
Itulah enam skill yang kamu perlukan untuk menjadi seorang penulis. Lebih tepatnya, semua di atas adalah sesuatu yang kamu butuhkan untuk memudahkan perjalanan menulismu ke depannya. Jadi, menulis tak semudah itu. Kamu perlu banyak belajar dan belajar untuk menjadi seorang penulis yang bisa diakui oleh penerbit dan masyarakat.
Semoga tulisan ini bisa membantumu menjadi penulis profesional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H