Mohon tunggu...
Mahestha Rastha A
Mahestha Rastha A Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tips agar Nama Penulis Cepat Naik di Mata Masyarakat

1 September 2021   11:59 Diperbarui: 1 September 2021   12:12 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: daihatsu.co.id

Memangnya, siapa yang tidak mau namanya naik? Bukan hanya penulis, mereka-mereka yang berkarya, berdagang, pasti ingin namanya atau barang dagangannya cepat naik dan dikenal oleh banyak orang. Karena dengan nama dan barang yang sudah dikenal itu, akan memudahkan mereka untuk menjual nama sendiri dan menjual apa yang ingin dijual ke masyarakat.

Nah, ditulisan kali ini, saya akan coba share pengalaman ke kamu semua tentang bagaimana agar namamu bisa naik. Khususnya untuk kamu yang berprofesi sebagai penulis. Kenapa materi ini penting?

Karena sukses tidaknya seorang penulis dalam menjual karyanya, bukan hanya dipengaruhi oleh isi karyanya dan marketing-nya saja, tapi juga bagaimana penulis dipandang oleh masyarakat, itu sangat memengaruhi. Berikut saya sampaikan pengalaman berharga yang semoga bisa menjadi inspirasi kamu semua dalam menaikkan namamu sebagai penulis.

PERTAMA, JUDUL

Saya pernah mengikuti seminar kepenulisan. Waktu itu, yang mengisi saya lupa antara Asma Nadia, Tere Liye, atau Habiburrahman. Salah satu di antara mereka mengatakan bahwa, "Kalau namamu ingin cepat naik, maka coba buatlah judul yang bisa menggemparkan masyarakat."

Jujur, apa yang dikatakan beliau sangat benar. Karena saya pernah mengalami sendiri. Buku saya yang berjudul "Tak Kenal, Maka Tak Dakwah" adalah salah satu buku saya yang sebenarnya isinya menurut saya bagus, inovatif, kreatif, solutif, dan aplikatif. Namun, karena judulnya yang ternyata tidak menjual, akhirnya buku tersebut tidak terlalu sukses dalam proses penjualannya. 

Buku tersebut hanya terjual sekitar 500-an eksemplar. Padahal buku tersebut sudah ada di toko buku. Padahal isinya sangat inovatif. Namun karena judulnya yang kurang gigit, akhirnya bukunya kurang berhasil dijual. Terlebih saat itu saya yang belum terlalu pandai bagaimana menjual buku, menambah kelengkapan buku tersebut semakin tidak laku di pasar.

Berbeda dengan buku saya yang berjudul "Menjadi Umat Islam Abad 21." Ini adalah buku yang tidak hanya dari judul, tapi dari isinya pun bisa dibilang inovatif dan kreatif. Alhamdulillah, benar saja. Buku ini salah satu buku yang ketika saya menjualnya sendiri, itu cukup laris dan banyak yang penasaran dengan isinya. Apalagi didukung dengan tersedianya buku tersebut di toko buku, menambah kemudahan bagi pembeli untuk membeli buku tersebut.

Apalagi buku terbaru saya yang berjudul "25 Juta Pertama dari Menulis." Walaupun tidak ada di toko buku, karena menerbitkan di penerbit sendiri. Namun, penjualan buku saya ini benar-benar melebihi dari buku-buku saya yang sebelumnya. Selain dari isinya yang menjual, pastinya dari judul yang bikin orang jadi penasaran dengan isinya.

Itu sedikit pengalaman saya tentang judul buku. Ternyata memang, judul itu jangan disepelekan. Apalagi di tengah pandemi seperti ini yang semuanya serba online. Orang-orang akan melirik judulnya dulu. Mata calon pembaca pasti akan membaca apa yang ada di cover buku dulu. Jadi, buat kamu yang ingin namanya cepat naik, jangan disepelekan yang namanya judul ya. Pikirkan matang-matang. Bahkan kalau bisa, konsultasikan judul-judul tersebut ke mentor nulis kamu. Menjual atau tidak kira-kira. Sehingga, kamu jadi punya sudut pandang yang lain terkait judulmu.

KEDUA, BANGUN PERSONAL BRANDING DI MEDIA SOSIAL

Kalau kamu ingin namamu cepat naik sebagai penulis, kamu harus mulai branding diri di media sosial. Tentukan media sosialnya apa, lalu mulai konsisten mem-branding diri di sana. Kenapa harus personal branding? Karena balik lagi ke judul tulisan. Ini adalah tentang bagaimana menaikkan nama kita sebagai penulis, dan personal branding-lah solusinya.

Kalau followers kamu bertambah, maka kamu akan semakin mudah menjual karyamu nanti ketika terbit. Lagi pula, media sosial kan juga tempat untuk mempromosikan karya kita. Kalau di media sosial kita tidak punya apa-apa, followers tidak punya, maka kita akan kesulitan menjual karya nantinya. Pandemi seperti ini, di mana lagi kita bisa mempromosikan karya kalau bukan lewat media sosial? Jadi, cobalah untuk menaikkan namamu di media sosial. Sering-sering buat tulisan di sana. Kalau tulisan kamu bagus, pasti akan banyak followers baru yang berdatangan.

Saya sering kok seperti itu. Ketika posting tulisan, pasti ada saja followers baru yang berdatangan. Bahkan ketika saya mem-posting vote cover buku terbaru saya saja, ada sekitar 30 followers baru yang datang. Mungkin karena mereka melihat siapa orang yang menerbitkan buku tersebut, ia melihat profilnya, ia tertarik, dan akhirnya mem-follow. Bukan bermaksud sombong, tapi itu salah satu bukti kalau saya cukup berhasil mem-branding nama saya di Instagram. Sehingga, orang-orang yang ketika melihat profil saya, ada dorongan untuk follow.

Kamu juga harus seperti itu. Kamu harus memberikan alasan orang-orang harus mem-follow kamu. Jangan ingin di-follow saja, tapi kamu tidak kasih alasan kenapa orang-orang harus follow kamu. Karena kamu penulis, maka kamu harus memberikan tulisan yang ketika dibaca, itu bisa mendorong orang-orang follow kamu. Yuk, mulai sekarang, cobalah untuk membuat tulisan sesering mungkin di media sosial. Bukan hanya sebuah tulisan biasa, tapi memang tulisan unik yang ketika dibaca, itu bisa mendorong orang-orang untuk like, comment, dan share tulisan kamu di story. 

Sebenarnya ada beberapa tips lagi yang ingin saya sampaikan. Namun, saya tidak ingin terlalu membuat tulisan yang terlalu panjang. Tunggu part dua dari tulisan ini. Ada tips yang lebih menarik dibanding dua tips di atas.

Semoga bermanfaat untuk kamu yang saat ini sedang mem-branding diri sebagai penulis. Semoga dua tips di atas bisa membantu. Namanya proses, tidak semua langsung berhasil. Kamu harus bersabar, yang penting berproses terus sampai pada titik di mana kamu puas dengan apa yang kamu jalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun