Cara pertama ini boleh saja kamu lakukan. Kelebihannya adalah naskah kamu cepat selesai. Karena kamu fokus pada outline yang sudah kamu buat dari awal.Â
Kekurangannya adalah ketika ide baru itu ternyata bagus ketika dimasukkan ke dalam outline, kamu sudah membuang sesuatu yang sangat berharga dari karya kamu.Â
Sehingga, ketika outline sudah selesai, kamu merasa puas dengan hasilnya dari awal sampai akhir. Jadi kalau ada ide baru yang tiba-tiba terbesit di kepala, kamu tidak terlalu tergiur. Karena merasa puas dengan outline yang sudah kamu buat.
KEDUA, SELINGKUH DARI IDE AWAL
Kalau selingkuh dalam hubungan rumah tangga, mungkin berdosa. Tapi kalau selingkuh yang ini, mungkin bisa memperbagus karya kita nantinya. Kenapa sih harus selingkuh dari ide awal?Â
Sebenarnya, yang namanya ide itu kan tidak bisa dikontrol. Kadang, ketika kita sedang memikirkan ide, idenya malah tidak muncul-muncul. Tapi ketika sedang tidak memikirkan ide, malah muncul ide yang bagus untuk dimasukkan ke dalam naskah.
Jadi, kalau di pertengahan menulis muncul ide-ide liar yang berhubungan dengan naskah, itu wajar-wajar saja. Tinggal menyiasatinya saja bagaimana.Â
Nah, cara kedua ini juga boleh kamu lakukan, yaitu selingkuh dari ide awal. Tapi dengan catatan, coba berpikir matang-matang ketika kamu sedang menyelesaikan naskah, tiba-tiba ada ide baru muncul di kepala dan ini adalah adegan yang bagus dimasukkan ke dalam novel kamu.
Nah, ini hati-hati ya. Pertama, coba pikirkan matang-matang dulu apakah memang ide ini benar-benar akan memperbagus naskah kita. Jadi, jangan berpikir sekilas saja.Â
Karena bisa saja, kamu hanya sekadar suka dengan idenya, tapi padahal tidak bagus ketika dimasukkan ke dalam outline. Kedua, bayangkan risiko apa saja yang akan terjadi nanti ketika ide baru itu dimasukkan ke dalam outline yang sudah kamu selesaikan.