KEDUA, JANGAN GROGI
Pembicara itu wajib kudu harus percaya diri. Kalau kamu terlihat grogi ketika berada di depan banyak orang, mereka akan memandangmu jelek. Misalnya,
"Kok pembicaranya kayak baru pertama lagi mengisi. Sudah pengalaman ngisi materi belum sih sebenarnya?"
Nah, pemikiran seperti ini yang kadang ada beberapa penonton yang nyeletuk seperti itu. Salah satunya saya ketika mengikuti seminar atau kajian apapun. Jadi, biasakan sebelum mengisi sebuah acara, kondisikan diri dulu agar lebih santai dan rileks.
Tahu enggak sih? Orang yang percaya diri dengan orang yang grogi itu beda-beda tipis. Mereka yang percaya diri sebenarnya grogi juga. Tapi karena mereka bisa mengendalikan diri dan bisa menutupi kegrogiannya itu, akhirnya dia terlihat percaya diri. Sedangkan mereka yang grogi kebalikannya. Mereka tidak bisa mengontrol kegrogiannya. Akhirnya mudah terlihat oleh orang lain.
Em, satu tips mungkin dari saya untuk bisa menghilangkan grogi adalah menjadi diri sendiri. Kamu orangnya seperti apa ketika mengobrol dengan orang lain, maka jadilah dirimu yang seperti itu juga ketika berada di depan orang banyak. Saya sudah sering mencoba. Ternyata itu membuat saya nyaman dan penonton lebih intens mendengarkan apa yang saya katakan. Mungkin mereka merasa seperti sedang berbicara dengan saya.
KETIGA, KENALI SIAPA PENONTON KITA
Ya, materi yang akan kamu sampaikan, bagaimana gaya bicara kamu ketika berbicara, itu tergantung siapa penontonnya. Kalau mereka masih SD atau SMP, tidak mungkin kamu menggunakan banyak istilah yang asing di telinga mereka.Â
Begitu pun dengan cara berbicara, intonasi, dan materi yang disampaikan. Kita harus menyesuaikan diri. Intinya adalah agar penontonnya tidak bosen dan mengerti apa yang disampaikan. Nah, bagaimana caranya? Silakan beradaptasi.
KEEMPAT, HIBUR PENONTON
Walau mungkin kamu bukan tipe orang yang bisa bercanda. Tapi ketika kamu sudah menuntut diri untuk menjadi seorang public speaker, candaan itu adalah pemanis yang wajib ada dalam sebuah acara. Saya ibarakan begini. Kejahatan kalau disampaikan dengan menarik dan menggiurkan, orang-orang pasti akan tertarik. Begitu pun dengan kebaikan, kalau disampaikan dengan cara yang membosankan, orang-orang pasti tidak akan tertarik.Â