Sebelum masuk materi inti, mungkin saya ingin meluruskan dulu kesalahpahaman yang sering penulis pemula alami, yaitu tentang sinopsis dan blurb. Itu adalah dua hal yang berbeda definisi dan penempatan. Bukan sesuatu yang bisa disamakan.Â
Blurb adalah tulisan yang selalu ada di cover belakang buku sebagai bahan promosi. Blurb berisi tulisan-tulisan menarik yang memang ketika dibaca, akan membuat pembaca penasaran dan terdorong untuk membeli buku tersebut. Blurb tidak menggambarkan isi buku, tapi dia menyampaikan sisi yang paling menarik dalam buku tersebut, yang ketika dibaca, akan membuat orang-orang penasaran dengan isi bukunya.
Sedangkan sinopsis, ini adalah ringkasan naskah kita dari awal sampai akhir, yang diringkas menjadi 1-2 halaman. Sinopsis berisi keseluruhan naskah yang diambil poin intinya dan dirangkum dalam 1-2 halaman. Sinopsis digunakan ketika kita ingin mengirim naskah ke penerbit. Biasanya, penerbit tidak hanya meminta naskah saja, tapi sinopsis juga. Penerbit biasanya membaca sinopsis dulu sebelum membaca naskah. Jika sinopsisnya menarik, maka mereka akan lanjut membaca naskah. Tapi, jika sinopsisnya tidak menarik, wallahu’alam.
Sebenarnya, saya sendiri bingung dengan judul ini. Karena menurut saya pribadi, sinopsis akan menarik jika isi naskahnya menarik. Seperti yang saya katakan pada dua paragraf awal, sinopsis itu sama saja dengan isi naskah kita. Bedanya, dia ringkasannya saja yang terkumpul dalam 1-2 halaman A4 spasi 1,5 margin normal font TNR 12. Jadi, sinopsis akan menarik isinya kalau naskahnya juga menarik. Karena sinopsis adalah gambaran besar isi naskah kita. Tapi, mungkin saya akan coba share beberapa poin yang bisa mengindahkan sinopsis kamu.
PERTAMA, pakai bahasa yang mudah dipahami
INGAT! Sinopsis itu ringkasan naskah kita. Jadi jangan gunakan diksi, efek showing, dialog, dan kawan-kawannya. Apalagi kalau kamu sampai mendeskripsikan tokoh di dalam sinopsis, yang ada kamu hanya membuang 1-2 halamanmu untuk sesuatu yang tidak penting. Ada dialog boleh, tapi dialog yang memang benar-benar penting saja untuk dimasukkan ke dalam sinopsis. Walau sebenarnya tetap saja kurang bagus. Karena sinopsis rata-rata tanpa dialog.
Maksud saya, manfaatkan 1-2 halaman itu sebaik mungkin. Karena itulah yang akan menjadi penilaian awal editor untuk menilai naskah kamu. Jadi, buatlah sinopsis dengan menggunakan teknik storytelling. Ini adalah teknik bercerita seperti kamu berdiri di depan kelas dan menceritakan pengalaman liburan kamu selama libur semester dan ditonton oleh teman sekelasmu. Ceritakan dalam bentuk telling.
KEDUA, kamu sedang promosi
INGAT! Sinopsis itu akan kamu kirim ke penerbit. Jadi, jangan sembarangan membuatnya. Buatlah isinya yang tidak membuat bosan editor ketika membacanya. Masukkan konflik utamanya. Masukkan ending-nya dengan elegan, dan sebagainya. Jadi, poin-poin atau masalah-masalah yang dimasukkan ke dalam sinopsis adalah hal utama yang harus pembaca tahu. Misalnya, tokoh utama, konflik utama, bagaimana tokoh menyelesaikan konflik, dan ending ceritanya. Intinya, berikan yang terbaik, karena kamu sedang mempromosikan karya kamu kepada penerbit. Mau di-ACC kan?
KETIGA, ceritakan sesuai alur
Baik buku fiksi atau non fiksi, semua nisopsis isinya harus gamblang. Jangan ada yang disembunyikan dan ditutupi. Alurnya harus sesuai dengan naskah utuh. Tokoh-tokohnya pun harus sesuai dengan naskah yang ada. Jangan sampai di sinopsis ada tokoh A, sedangkan di naskah aslinya tidak ada tokoh A. Jangan sampai di sinopsis ada adegan A, tapi di naskah aslinya adegan itu tidak ada. Jangan menambahkan dan mengurangi. Tulis apa yang ada di dalam naskah kamu.
KEEMPAT, masukkan tokoh
INGAT! Anda sedang membuat sinopsis, bukan naskah. Jadi, jangan semua tokoh dimasukkin ke dalam sinopsis. Cukup tokoh utama dan tokoh pendukung yang punya peran besar terhadap tokoh utama. Kalau tokoh yang hanya numpang lewat, tidak perlu. Kenapa? Karena kita sedang meringkas, dan yang namanya meringkas, isinya ya harus yang penting-penting saja. INGAT! Hanya 1-2 halaman saja. Jangan menuliskan sesuatu yang sepele dan bertele-tele. Langsung to the point.Â
KELIMA, gunakan POV 3
Walaupun kamu menggunakan POV 1 dalam naskah, tapi dalam pembuatan sinopsis wajib menggunakan POV 3. Kenapa? Karena sinopsis itu adalah pesan kamu ke editor, bukan pembaca. Jadi, buatlah bagaimana caranya agar editor nyaman ketika membaca sinopsis tersebut. Akhirnya tertarik membaca naskah utuhnya.
KEENAM, premis
Pastikan paragraf pertama dalam sinopsis sudah mengandung premis cerita yang jelas; tentang siapa tokoh kamu, apa yang mau dia capai, apa yang menjadi halangannya, dan seperti apa resolusi cerita kamu.
KETUJUH, hindari ini
Hindari menutup tulisan sinopsis dengan kalimat semacam “Lalu, apa yang terjadi selanjutnya dengan tokoh?“ Editor ingin mengetahui cerita kamu dengan lengkap dan jelas, bukan malah dibuat menebak-nebak. INGAT! Kau buat sinopsis, bukan blurb! Naskah kamu akan di-review. Bagaimana caranya me-review suatu naskah kalau sinopsisnya malah bikin editor tidak tahu bagaimana akhir ceritanya? Ini editor, bukan pembaca.
Oke, mungkin ketujuh hal di atas dirasa cukup untuk membuat sinopsis. Bukan sinopsis yang menarik ya, tapi sinopsis yang semestinya. Semoga bermanfaat dan bisa diterapkan oleh teman-teman semua.
Sumber Inspirasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H