Banyak yang tidak percaya diri dengan karyanya, salah satu alasannya adalah terlalu banyak yang merendahkan, menghina, mencaci, atau men-judge kalau karyanya itu biasa dan tidak ada istimewanya sama sekali. Akhirnya, karena omongan orang lain yang menyayat hati itu, membuatnya jadi tidak percaya diri.
Saya pernah mengalami itu ketika diawal-awal membuat buku pertama saya yang berjudul, "Untukmu Para Pejuang Mimpi."Â Ada yang bilang seperti ini,
"Kok bukunya tidak ada di toko buku? Jelek kali isinya, makanya tidak diterima penerbit."
"Kok nama penanya begini, alay banget."
Bisa dibilang, saat itu adalah momen di mana saya berada di puncak keguncangan hati. Saya pernah berpikir untuk berhenti menulis karena ucapan mereka yang padahal mereka adalah teman saya sendiri.Â
Tapi, jika saya berhenti, saya memandang kalau saya tidak dewasa dan saya berhasil membuat mereka menang dengan ucapannya, karena saya tidak bisa mengambil sikap yang benar ketika ada yang menjelekkan karya saya.Â
Akhirnya, saya putar balik mindset saya itu. Saya akan coba bersikap BODO AMAT dengan mereka yang menjelekkan apa yang saya punya dan karya yang saya buat. Saya coba berfokus pada mereka yang menyemangati saya, membeli karya saya, dan memuji karya saya.Â
Sepertinya merekalah alasan kenapa saya bisa konsisten menulis sampai sekarang. Karena sikap bodo amat kepada yang membenci dan fokus membahagiakan mereka yang menyukai.Â
Ya. Saya coba fokus. Daripada pusing-pusing memikirkan mereka yang menjelekkan karya kita, mending pikirkan bagaimana membahagiakan mereka yang selalu mendukung dan menghargai karya kita. Itu lebih pantas untuk dipikirkan.Â
Karena yang namanya hidup, kita tidak akan mungkin bisa membahagiakan semua orang. Kita tidak akan mungkin memaksa orang memiliki pemikiran yang sama dengan kita.Â
Dunia ini ada beragam karakter, jadi kita harus memahami bahwa hidup ini, ada yang suka dengan kita dan ada yang tidak suka dengan kita. Ingatlah itu baik-baik!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!