Mohon tunggu...
Maheswara Sona Pratama
Maheswara Sona Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Owner CV. PQ GRAFIKA

seorang penulis gabut

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Desa Kaligondang dengan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Menggunakan Bahan Alami

15 September 2024   22:37 Diperbarui: 15 September 2024   23:56 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan terutama di negara yang beriklim tropis.World Health Organization (WHO) mengatakan pada tahun 2017, dilaporkan jumlah kasus DBD di Amerika menurun secara signifikan sebesar 73%, dari 2.177.171 di tahun 2016 menjadi 584.263 kasus, Pada tahun 2020 demam berdarah akan terus melanda di beberapa negara yakni Bangladesh, Brasil dan Indonesia menjadi salah satu negara yang telah melaporkan peningkatan jumlah kasus DBD (WHO, 2020). Indonesia merupakan salah satu Negara dengan kasus tertinggi di Asia Tenggara,kasus DBD yang dilaporkan di tahun 2018 tercatat 65.602 kasus, jumlah ini meningkat ditahun tahun 2019 menjadi 138.127 kasus. 

Kematian karena DBD pada tahun 2019 juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 yaitu dari 467 menjadi 919 kematian. Menurut Kemenkes RI gejala yang sering terjadi pada penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue), dengan gejala utamanya berupa demam mendadak yang yang tinggi mencapai 39 derajat celsius, dimana demam ini akan berlangsung selama 2-7 hari lalu akan turun secara cepat. 

Dan gejala lainnya seperti timbulnya sakit kepala, menggigil, lemas, adanya nyeri dibelakang mata, nyeri otot atau persendian dan tulang, munculnya kemerahan pada kulit, mual dan muntah, muntah darah, gusi berdarah, mimisan dan timbulnya bintik-bintik merah pada kulit dan feses (BAB) berwarna hitam. Faktor utama penyakit DBD adalah nyamuk aedes aegypti yang memiliki pola hidup di daerah panas sehingga menjadikan penyakit ini lebih berkembang di daerah perkotaan dibandingkan di daerah perdesaan (Sutriyawan, Aba and Habibi, 2020).

terutama kasus yang ada di Desa Kaligondang ada beberapa Masyarakat yang terkena Demam Berdarah aedes aegypti.Upaya Pencegahan Dan Pengendalian Terhadap Penularan DBD untuk mencengah gigitan nyamuk aedes aegypti melalui kegiatan Gembarakan PSN (pemberantasan anti nyamuk) sehingga penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi (Kurniawati et al., 2020). Untuk mendapatkanhasil yang diharapkan, kegiatan PSN ini harus dilakukan secara luas dan terus menerus. Sasarannya adalah semua tempat perkembangbiakan nyamuk, seperti tempat penampungan air untuk kebutuhan sehari-hariatau tempat penampungan air alamiah (Kasim, Kaunang and Sekeon, 2019). 

Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus berisi kegiatankegiatan. Diantaranya dengan dilakukan penguras tempat penampungan air, kemudian dilakukan penutup tempat penampungan air dengan rapat, mengubur dan menyingkirkan barang bekas, mengecek keberadaan jentik yang ada terdapat genangan air, dan mengelolaan lingkungan meningkatkan seperti kesadaran kebersihan lingkungan, untuk mengurangi potensi tempat perkembangbiakan atau sarang nyamuk (Respati, et al., 2016). 

Penelitian ini dilakukan di desa kaligondang terdapat 4 kasus kejadian demam berdarah di Dusun 2,di dapatkan hasil penelitian terdapat 2 orang dewasa,1anak kecil dan 1 balita yang positif terkena demam berdarah. Kemudian pada saat dilakukannya gebrakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) Di 35 rumah warga didapatkan 2 rumah yang terdapat jentik nyamuk dan 33 rumah yang terbebas dari sarang nyamuk dan terdapat beberapa pembagian kelompok yang diikutsertakan oleh kader-kader ibu pkk,puskesmas,bidan desa,dan perangkat desa sehingga gebrakan PSN ini bisa berlangsung secara sukses.dan dilakukan juga pemantauan jenting berkala setiap balannya oleh ibuibu kader setiap dusun.

PEMBAHASAN

Kejadian kasus ini terjadi selama 1 bulan dengan ada 4 orang yang postif terkena DBD. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis upaya pencegahan DBD melalui Gebrakan PSN yang ada di Desa Kaligondang dengan survey ke 35 rumah yang ada didusun 2 dan setiap rumah yang positif terdapat jentik-jentik nyamuk dirumahnya dilakukan penyuluhan terkait 3M plus serta dilakukan pembagian leaflet yang berisikan tentang DBD, cara pencegahannya, gejala dan pengobatan DBD. Selain itu, dilakukan juga pemasangan stiker pencegahan DBD disetiap rumah warga desa kaligondang.

Kemudian dilakukan juga pelatihan cara pembuatan spray antinyamuk dari bahan alami kulit jeruk dan sereh. Dimana cara membuat spray antinyamuk tersebut dengan mencuci kulit jeruk dan sereh terlebih dahulu, kemudian merebus kulit jeruk ( menyesuaikan) selama 10 menit tunggu hingga dingin, selanjutnya blander sereh yang sudah dipotong-potong terlebih dahulu, lalu saring air kulit jeruk dan sereh, kemudian campurkan air kulit jeruk dan sereh yang sudah siap pakai. Untuk ketahanan spray antinyamuk selama 3 hari karena menggunakan bahan alami dan tidak menggunakan bahan kimia.

Gambar 2.1 Stiker dan Leaflet/dokpri
Gambar 2.1 Stiker dan Leaflet/dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun