Mohon tunggu...
Mahessa Kholiviar
Mahessa Kholiviar Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya seorang mahasiswa yang menggemari aktivitas perekenomian termasuk dengan kesenjangan ekonomi yang masih ada di sekitar kehidupan saya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menyikapi Betapa Pentingnya Adab dalam Beretorika

25 Juni 2024   15:53 Diperbarui: 25 Juni 2024   16:01 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi Mahessa Kholiviar dan Syamsul Yakin (Mahasiswa dan Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Secara praktik, retorika dan dakwah harus melibatkan adab, yaitu sopan santun. Apa yang baik harus digunakan, dan yang buruk harus ditinggalkan. Hal ini berlaku baik untuk komunikator (orator dan dai) maupun komunikan (audiens dan mad'u).

Adab dalam Islam merupkan aturan sopan santun yang diambil dari al-Qur'an. Adab ini digunakan untuk berkomunikasi dengan baik antar sesama manusia. Dalam Islam, adab berada di atas ilmu.

Dalam komunikasi Islam (dakwah), kesopanan, keramahan, dan budi pekerti lebih diutamakan. Jadi, dalam dakwah, proses komunikasi juga penting selain hasil akhir. Ini menunjukkan pentingnya adab dalam retorika dakwah.

Adab dan akhlak berbeda dalam Islam. Adab adalah aturan yang mengikat, sedangkan akhlak adalah respons apa adanya tanpa paksaan. Dalam retorika dakwah, adab lebih diutamakan karena sifatnya yang mengikat.

Akhlak / respons spontan orator atau dai muncul secara alami saat ceramah atau pidato. Akhlak bukan karena aturan agama atau budaya, tetapi bisa dipelajari, diulang, dan dibiasakan.

Secara aksiologis, adab membantu orator dan dai menjadi manusia yang lebih baik dalam berpikir dan bertindak sesuai waktu dan tempat tertentu. Ini dikenal sebagai ethos dalam ilmu retorika yang mempengaruhi komunikan.

Adab retorika dakwah mencakup:

1. Aturan kesopanan, keramahan, dan budi pekerti saat bertutur untuk mengajak manusia berbuat baik. 

2. Aturan tentang apa yang baik dan buruk yang harus dipatuhi saat berdakwah atau berpidato. 

3. Cerminan baik dan buruknya dai dan orator di berbagai media, baik panggung dan mimbar (media tradisional), radio dan televisi (media konvensional), maupun media sosial (new media).

Dai dan orator yang melibatkan adab retorika dakwah akan mendapat pujian, sementara yang mengabaikannya akan dicaci. Respons negatif netizen di dunia digital cenderung lebih menyakitkan.

Menyampaikan pesan dakwah itu penting. Membuat dakwah jadi informatif, persuasif, dan rekreatif juga penting. Namun yang paling penting adalah membawa kesopanan, keramahan, dan budi pekerti dalam seluruh proses tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun