Mohon tunggu...
Maheso Jenar
Maheso Jenar Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya seorang Hamba Tuhan Yang Maha Esa

Kosong hanya sebuah sebutan, isi pun demikian.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Negeri Jenaka

10 Oktober 2021   21:36 Diperbarui: 10 Oktober 2021   21:59 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pak Kusir mengendarai Kuda entah mau kemana perginya

Berpidato bak idola padahal skenario isi miliknya

Mampu kerja di depan pegelaran tapi lunglai nyatanya

Berdalih untuk kesejateraan namun pailit kebijakannya

Lucu memang negeri jenaka semua aktor bertopeng Badut

Melucu dengan jargon tapi lebih merdu suara kentut
Para cukong berjingkrak riang sebab wayang selalu manut

Agar cuan selalu di sawer maka badut terus menjilat

Demi isi perut tak mengapa tumbalkan mimpi Rakyat

Para banditpun bertopeng badut, berharap bisa berkelakar

Mana bandit, mana badut  tak kuasa hakim mengukur

Menjabat mesti di usaha agar semua mudah diatur

Tak peduli orang mendengkur, sikat terus pantang mundur

Entah apa agendanya, selama perut terisi segala urusan selalu manjur

Para pion tak segan pasang badan, demi abadi sang Menir

Susah betul hidup di negeri jenaka, semua mesti manut pada  skenario

Para aktor sejahtera lantaran lakunya, para penonton hanya bisa melongo

Para abdi dituntut tabah, para Durjana seenak jidat berlaku sembrono

Saat para hamba pasrah, para penjilat menggeliat membeo

Para kacung Patgulipat kadali konstitusi, demi langgeng Tuannya ber-tuksedo

Rakyat jelata lunglai menahan lapar dan amarahnya, kaum borjuis lihai menari tango

Inilah negeri Jenaka, penguasanya adalah Partikelir yang hidup tanpa kredo

By : MJ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun