1. Orientasi, merupakan kalimat pembuka yang biasanya berbentuk ucapan salam. Fungsinya adalah sebagai pembuka percakapan.
2. Permintaan, merupakan kalimat yang meminta suatu hal baik berupa barang, jasa, atau bentuk lain yang ingin dibeli oleh pembeli atau konsumen.
3. Pemenuhan, merupakan kalimat yang berisi pemenuhan barang, jasa, atau bentuk lain yang telah dimintakan oleh pembeli atau konsumen.
4. Penawaran, merupakan kalimat puncak yang menciptakan suasana bernegosiasi, yaitu tawar-menawar.
5. Persetujuan, merupakan kalimat yang berisi keputusan antara kedua belah pihak mengenai penawaran yang telah diajukan.
6. Pembelian, merupakan kalimat yang berisi keputusan si pembeli apakah ia jadi membeli atau tidak.
7. Penutup, berisi kalimat atau salam penutup, bisa juga menggunakan ucapan terima kasih.
Jenis negosiasi yang paling umum adalah berdasarkan situasinya, yaitu negosiasi formal dan negosiasi non-formal. Negosiasi formal biasa dilakukan dengan adanya pihak penengah dan terdapat perjanjian yang disahkan oleh hukum.Â
Maka dari itu, jika perjanjian tersebut dilanggar, maka dapat menjadi perkara hukum. Contoh fenomena pada negosiasi formal adalah jual-beli tanah, negosiasi antar dua perusahaan, dan sebagainya. Sedangkan negosiasi non-formal biasanya dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, serta dengan siapa saja. Negosiasi non-formal biasanya tidak membutuhkan perjanjian khusus. Contoh fenomena pada negosiasi non-formal adalah jual-beli di pasar.
Pada teks negosiasi, kaidah bahasa yang digunakan adalah.
1. Kalimat deklaratif, biasanya digunakan untuk memberikan pernyataan yang bersifat informatif seputar hal yang sedang dinegosiasikan. Contohnya: "Saya nyari perlengkapan sekolah mas".