Mohon tunggu...
Mahesa Haikal Alghifari
Mahesa Haikal Alghifari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Bahasa Indonesia, menulis apapun kalau sedang ingin.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"Mengintai dari Tirai Kamar", Lagu Malaysia Tahun 90'an yang Memiliki Makna paling Menyentuh

4 Januari 2023   09:00 Diperbarui: 4 Januari 2023   08:59 1581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musik atau lagu merupakan salah satu industri hiburan yang paling dinamis. Bagaimana tidak, hampir setiap tahun bahkan setiap bulan panggung kejayaan setiap lagu berubah-ubah. Lagu-lagu yang diciptakan sebaik mungkin  mempunyai masa jayanya masing-masing. Ada banyak lagu yang hits dalam beberapa dekade, ada juga yang populer dalam hitungan bulan. Bahkan banyak juga lagu-lagu yang bisa hits sepanjang masa di mana makna yang terkandung pada lagu-lagu tersebut dapat mewakili di setiap masa. 

Salah satu genre lagu yang populer dari masa ke masa adalah lagu yang diciptakan band dan penyanyi dari Malaysia. Lagu-lagu dari Negeri Jiran dikenal memiliki makna yang sangat mendalam, pilihan kata-kata dalam liriknya yang tersirat sukses menjadikan lagu-lagu tersebut digandrungi masyarakat sepanjang masa. Bahkan lagu-lagu tersebut berhasil menarik minat masyarakat Indonesia. Salah satu lagu dari Malaysia yang menurut saya merupakan lagu Malaysia paling populer dan memiliki makna yang sangat mendalam adalah lagu yang berjudul "Mengintai dari Tirai Kamar". Lah, kok bisa? Silakan disimak ya sebagai referensi kamu untuk bernostalgia, bisa juga untuk memadukan kondisi hati.

Mengintai dari Tirai Kamar, apakah kamu familiar dengan judul lagu ini atau justru bertanya-tanya? Jika tidak, aku ingatkan mengenai lagu lawas yang kembali viral dengan judul lain yaitu "Buih jadi Permadani". Nah kalau sekarang ingat, dong? Baru-baru ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan keindahan lagu Buih jadi Permadani, beberapa orang menganggapnya bahwa lagu ini merupakan lagu baru, banyak para remaja yang menyenangi lagu ini karena maknanya yang mendalam namun dengan pembawaan bahasa yang sederhana. Tapi tahukah kamu? Lagu ini merupakan intisari dari lagu Malaysia yang pertama kali dibawakan oleh band Malaysia terkenal bernama Exist dengan judul "Mengintai dari Tirai Kamar".

Sebagian orang mungkin heran dengan judul lagu tersebut yang terkesan creepy, maka dari itu versi remake yang viral diganti dengan judul "Buih jadi Permadani". Namun judul tersebut merupakan sebuah metafora perihal seseorang yang diam-diam jatuh cinta pada seorang gadis, memandanginya dari kejauhan dan meyakinkan diri bahwa hatinya telah terbuka karena gadis tersebut. Lebih jelasnya, lagu tersebut menggambarkan seorang lelaki yang membuka hatinya untuk seorang gadis cantik bak bidadari. Tetapi dia sadar betul bahwa dia hanyalah seorang manusia yang tentunya memiliki sifat kekurangan dalam beberapa konteks, berbeda jauh dengan gadis pujaannya yang digambarkan memiliki sifat bidadari yang mana kita tahu bahwa bidadari adalah makhluk yang sempurna. Namun pada lagu ini, sifat sempurna sesosok bidadari tersebut justru dipertanyakan karena sang gadis menyadari bahwa ada seorang pria yang jatuh cinta padanya, pria tersebut telah merendahkan dirinya sebagai manusia, lalu karena merasa sempurna, dengan mudahnya hati si pria dia mainkan. Gambaran jelas bagi kamu yang jatuh cinta pada seseorang, dia menyadarinya dan merespons rasa sayang kamu tapi dengan seenaknya hatimu dipermainkan, sabar ya.

Opini saya tersebut tergambar pada lirik berikut.

"Dinginnya angin malam ini menyapa tubuhku // namun tidak dapat dinginkan hatiku yang kau hangatkan // terasa tercabarnya kelakianku ini, dengan sikapmu // mentanglah aku ini insan kekurangan, senangnya kau mainkan//". 

Kemudian, lirik berlanjut sebagai berikut.

"Siapalah aku ini, untuk memintal buih yang memutih ... menjadi permaidani/ sepertimana yang tertulis dalam novel cinta/ Juga mustahil bagiku, menggapai bintang di langit/ menjadikan hantaran, syarat untuk milikimu/ semua itu, sungguh aku tak termampu//".

Kalimat yang disajikan pada lirik tersebut menggambarkan seorang lelaki yang mempertanyakan kelayakan diri pada gadis pujaannya. Butiran buih sebagaimana yang kita tahu bukanlah wujud padat yang bisa kita pijak. Andai kita memijakkan kaki pada butiran buih, kita tak bisa berdiri, hanya akan tenggelam dilahap ganasnya air laut. Kalimat tersebut merupakan kiasan mengenai siapa dia yang bisa menjadikan sesuatu yang mustahil menjadi nyata. Mendapatkan gadis impiannya merupakan sebuah kemustahilan, seperti halnya kita menggapai bintang di langit yang jaraknya ratusan bahkan ribuan tahun cahaya, tak seindah cerita-cerita pada novel cinta.

Lirik lanjutan pada lagu tersebut semakin menyentuh di mana kutipannya sebagai berikut.

"Silap aku juga, kerana jatuh cinta ... insan sepertimu, seanggun bidadari/ seharusnya aku, cerminkan diriku ... sebelum tirai kamar aku buka ... untuk mengintaimu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun