Mohon tunggu...
fariq mahesa candra kerti
fariq mahesa candra kerti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa prodi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia angkatan 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kaitan Bullying dengan Kemiskinan

21 Desember 2023   19:31 Diperbarui: 21 Desember 2023   20:44 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fenomena bullying sedang marak terjadi saat sekarang. Pembullyan bisa terjadi Dimana saja, tetapi Tindakan bully banyak dilakukan di lingkungan sekolah. Motif dari pembullyan ini pun bermacam-macam. Salah satu motif yang akan kita bahas disini adalah kasus pembullyan yang diakibatkan oleh kemiskinan.

Sebelum membahas keterkaitan antara Tindakan pembullyan dengan kemiskinan. Mari kita mengenali Apa itu Bully? Bully berasal dari Bahasa Inggris yaitu "bull" atau banteng. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, secara etimologi "bully" berarti penggertak. secara umum bully adalah suatu Tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekolompok orang, dengan tujuan untuk menyakiti/melukai baik secara fisik maupun mental kepada seseorang, dan terjadi secara berulang-ulang (Putra et al., 2021)

Definisi kemiskinan sendiri adalah suatu keadaan seseorang yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan minimumnya dan tidak mampu untuk mencapai tingkat kehidupan yang sudah ditetapkan. Biasanya, masyarakat miskin tidak memiliki pendapatan yang tetap walaupun memiliki pekerjaan yang tetap. Namun mereka harus bisa memanfaatkan pendapatan tersebut untuk bertahan hidup (Ekonomi & Islam, n.d.)

Sosial ekologi menurut Merriam-Webster, bahwa sosial dan ekologi saling berhubungan dan saling berpengaruh, definisi dari sosial ekologi adalah suatu sistem ekologi yang saling berhubungan erat dan dengan dipengaruhi oleh satu atau lebih sistem sosial (Hafsaridewi et al.,2021).

Dilansir dari kompas.com, ANM (18), warga Kecamatan Pelindung, Lampung Timur nekat bunuh diri membakar tubuhnya dengan menggunakan Pertalite. Peristiwa tersebut terjadi di tepi Jalan Lintas Pantai Timur (Jalinpantim) Sumatera, Lampung Timur pada 28 Agustus 2022 sekitar pukul 12.00 WIB. Kapolsek Way Bungur IPTU Riki Setiawan mengatakan bahwa korban diduga mengalami depresi karena korban di-bully soal ekonomi serta sering dikatai anak miskin, sehingga korban memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Dari keterangan keluarga, korban sempat pamit ke keluarga untuk mencari pekerjaan pada 26 agustus 2022. Sebelum pergi, korban juga sempat menjual ponselnya untuk ongkos kendaraan. Riki menjelaskan sejak Sabtu, pihak keluarga tak mengetahui poisisi korban. Namun, dari penelusuran polisi, korban diduga membeli bahan bakar jenis pertalite di pengecer yang tidak jauh dari lokasi. Korban diduga mengguyur tubuhnya dengan bahan bakar itu lalu menyulutnya dengan api. Korban pertama kali ditemukan saksi Misno yang saat itu sedang mencari rumput di lokasi. Ia  mendengar dan melihat korban berteriak minta tolong sambil berlari di persawahan ke arah jalan.

Jika kasus diatas dikaitkan dengan teori Sosial-Ekologi, maka dapat kita lihat bahwa kasus bullying di pengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya yaitu kemiskinan Karena kemiskinan merupakan komponen ekologi sosial yang dapat menyebabkan konflik dan kekerasan, termasuk bullying. Selain itu, teman sebaya memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku bullying karena biasanya didalam lingkungan sekolah terdapat circle atau gang, nah seseorang yang mendominasi gang tersebut biasanya mengajak anggotanya untuk melakukan pembully-an kepada korban. Lalu, Hubungan positif antara remaja dan orang dewasa yang berada disekitarnya sangat mempengaruhi resiliensi mereka. Apa sih resiliensi itu? Jadi, resiliensi remaja merupakan kemampuan seorang untuk menghadapi tantangan dan beradaptasi di lingkungan yang berbeda. Sebuah lingkungan keluarga yang penuh dukungan sosial menjadi faktor yang penting dalam pembentukan indentitas diri pada remaja karena remaja memiliki kerentanan yang dalam artian ketidakpuasan, dalam konteks ini, kerentanan remaja mepengaruhi kemampuan mereka untuk bertahan hidup.

DAFTAR PUSTAKA:

Rachmawati. (2022, August 30). Kronologi Remaja di Lampung Bakar Diri, Kerap Di-"bully" sebagai Anak Miskin. KOMPAS.com.

Sunarti, E., Islamia, I., Rochimah, N., & Ulfa, M. (2017). Pengaruh faktor ekologi terhadap resiliensi remaja. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen.

Na'imah, T. (2012). PENDIDIKAN KARAKTER ( KAJIAN DARI TEORI EKOLOGI PERKEMBANGAN). PENDIDIKAN KARAKTER ( KAJIAN DARI TEORI EKOLOGI PERKEMBANGAN).

Ekonomi, F., & Islam, B. (n.d.). FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN ITANG.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun