Mohon tunggu...
Mahesa Bayu Suryosubroto
Mahesa Bayu Suryosubroto Mohon Tunggu... Seniman - Blogger

https://republiksinium.blogspot.com comic web ongoing ilustrator investigation

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hala Tebing Lereng Berikutnya

23 Oktober 2024   17:10 Diperbarui: 24 Oktober 2024   07:39 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kerangka Pendekatan Asumsi sindrom trading rupiah dan ekonomi strata jayakarta dan batas jakarta/dokpri

Lahir keramaian porsi apa aku dalam kelabu, tebing sepundak hormat apakah yang kucari dari pemikiran dimana depan rumahsiniumsiologi atau keluarga teras berdirikan diriku jadi orang yang sepuh jika tua jadi perokok masih istimewakan keramaian abu-abu rokok dilantai tempat kamarku merokok, dengan selalu hala tebing lereng berikutnya, bukan sedekatkan diri pada ayah atau ibu?

Hingga ramal atau ramalium lintas diantara jika ringkas sepuh tua diriku bertanya siapalah semata dimana peranlah kini terlanjur namun rahasia rasanya aku lupa sesuatu. Dimana demi sejarah bertanya asumsi apakah dari heroin atau apalah akhirnya argumen peran keramaian takdirku berarti.

Aku bukannya hidmat menjadi bagian dari adegan yang dimana peran arti hidupku, jauh dari pustaka berpustaka peran bijaksana, dimana asumsi akhir ialah argumen calon kriminalsinium sedakat remaja, aku terjebak kesal atau kecewa tapi paham akhirnya lintas kala dimana bertanya keramaian batas larangan ini mengapa sampai di katagori jiwaku terlanjur membentangkan asumsi kriteria, hingga patah hatiku sedekat teras berdiri bentangan patah hatiku membara bara kecewa bersuka duka teras berdiri kelabu di terangkan sisi gelap atau sisi kelam melihat sedekat keterangan aku lahir di hala rahasia apa atur hidupku. 

Keramaian atur hidupku lalu kecuali batas, dari diseberang atau sekedar rasa ingin memiliki arti tetapi, ideal arti malah cinta lalu keramaian masih di atur sisi lain atur keramaian jarak matahari apapun kuadran dimana tebing hormatmu atau kita berdiri, hendak gapai di balik rahasia, benci sendiri namun sebab kemarin pindah anak sd jadi anak bandung berakhir di keramaian batas peran.

“Apalah peran bebas?”

Keramaian bentang alasan apa diriku bentang semata juga batas apakah kecualikan remaja tanpa cinta lalu salah duga ideal sebuah umum keramaian arti kesepakatan peran bebas?

Katagori jiwaku ini berdiri dari bagai bayang desir debu bawa diriku lahir melalui sawala waktu, lintas sawala waktu dari di tatap kalista perbintangan dari apapun keramaian zodiak lahir aku bagai rumput sedekat rasa batas geraknya rumput menemukan air.

Aku bukanlah tebing tapi jika aku berdiri di ketinggian bagai rumput yang debu benih rumputnya di hala tebing lereng berikutnya jarak tumbuhku tidak sedekat saudara atau keluarga, maka lintas suka duka, ini semata rasa simpan sedih ijin peran teras dasarnya akal sedang hilir dari hala bermuara.

Bagai empatpuluh empat tahun yang lalu keramaian lahir, dari takdirnya himpunan arti keluarga.

Dari tebing-tebing hormat, apalah ingin rahasia masih diatas ubun tebing sisi tampaknya langit, serasa lahir lebih cepat diantara kalista, atau muara itu bagai simpan arti rotasi apalah rotasinium dimana kuadran objektif keramaian peran atur hidup takdir.

  Demi kalista atau rias menghias dimana kemarin dari lahir langit baru demi berbuahnya wahana universinium beda dalam lahir peran dimana diriku, kelabu lalu di terangkan radian dari arti kalista sedekat wahana nebula yang ragam pengulang arti mengapa satu bintang yang lahir bernama nova, menjadi wahana arti cinta ideal seolah selamanya teman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun