Mohon tunggu...
Mahesa Bayu Suryosubroto
Mahesa Bayu Suryosubroto Mohon Tunggu... Musisi - Wiraswasta

Ingin Menjadi Seorang Produser Film, Namun Humor Modal apa iya.. Belajar aja mungkin, senangnya sih bikin yang eksentrik dan aneh sampai tulisan pun aneh senang banget pamer karya musik..karya saya ada di spotify dan ingin bikin video musik keren tapi lagi cari waktu dan cari uang sama membaca peluang usaha kiranya merubah bentuk nasib musik saya.., he he Humor dengerin deh di Spotify... musikku Jangan Lupa Follow Me semoga ada yang menarik salam sejahtera.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Historium tentang Pemulihan Perekonomian Mata Uang

9 Oktober 2019   08:51 Diperbarui: 9 Oktober 2019   08:59 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti Historium dan sebuah Kolonialismesinium Kolonial Era yang bagaimana dari dampak Puncak dunia dimana global umum proyeksi Prospek masih menahan pada sikap yang salah, Padahal ini ialah dunia yang modern? Tapi Mengapa Di Indoneisa terasa yang harus takluk pada belum bijaksananya ultimatum bentuk pemerintahan Indoneisa? 

Apakah ada kabut lain yang harus di pikirkan dari IMF, sebagai tuntutan datang Meminta Tanggung Jawab Respon yang bertanggung jawab bagaimana orang Indonesia seperti gagal Membentuk Mata Uang Rupiahnya. Sungguh Apakah seperti Halaman Eksentriksinium Dari isi Data Masalah Bank Dunia Pada Pendapatan perkapita orang indonesia sulit Menembus umum Rata seperti Negara-negara yang makmur dengan Fasilitas umum masyarakatnya.

Seperti diskografi suara panggilan pesta merayakan bagaimana bentuk uang di negara ini mabuk! Dengan harus mengalah dari tuntutan Puncak Dunia lain yang bentuknya lebih sempurna karena mampu melakukan Pemulihan dari Recovery Perekonomian yang pulih dari soal Dramatis Historium itu apa menuntut Adat Manusiawi untuk menjadi Masyarakat Dari Pembaruan Mampu memberi Diskografisinium pada semata masalah permintaan proyeksi Laporan Data.  


Sungguh rasa Malas Yang mengejutkan mencoba mengambil kesimpulan pada soal masalah pemulihan dari perekonomian kita. seperti menderai puing puing kesalahan kurang memperhatikan data IMF. 

Apakah uang anda artinya ialah sesuatu yang keseberang tujuan untuk pemulihan mencapai makmur menjadi masalah dari soal terkait kekalahan strategi Adatsinium Masyarakat? Apakah ini artinya produktifitasiaryium produk trademark yang belum bersaing di pasar proyeksi kapitalisme Dunia.

Sungguh Mata Uang Rupiah ialah perantara pengertian bahwa sistem Adatsinium dalam dampak adat masyarakat yang menunggu masalah adatnya menjadi lebih baik karena itu ada politik yang di bicarakan dari media-media membantu membuat prediksi perekonomian yang mencoba membentuk menegemen negara ini utuh dari adat Mata Uang Indoneisa yaitu rupiah.

Tapi apakah Baru-baru ini Bank Dunia ingin melakukan Agenda demi keseimbangan? Karena Kebutuhan beragam tersebut bagaimana iya mereka bisa paham masalah tugas pencapaian masyarakat seperti apa harus membaca strategi pemerintahan yang kuduga telah kalah K.O Berkali-kali di Arena apapun itu perumpamaannya memahami ingin Pemulihan Nilai mata uang.  

Karena seperti Uang yang Benar bagai Media yang di publikasikan demi untuk Pembaruan Mekanisme untuk berangkat keseberang dari bagaimana masalah yang datang tahun depan. 

Lalu bagaimana Objektif Melihat atau Membaca Portfolio Laporan Perekonomian dunia dengan membandingkan masalah Strategi ialah berbeda?! Karena aku menyebutnya Kapitalisinium Satu Banding Objektif Misteri yang membutuhkan Pasukan Ditektif yang kalian sebut sebagai pakar ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun