Dalisodo menyatukan hati dan pikiran untuk memperingati acara Manakiban pada malam yang penuh kekhidmatan menjelang bada mahrib tanggal 24 Desember 2023. Acara istimewa ini diselenggarakan di salah satu mushola terkemuka di wilayah itu, menggambarkan betapa pentingnya momen spiritual dan kebersamaan dalam kehidupan masyarakat.
Dalam gemuruh malam senin yang melambangkan kedamaian, wargaTak seperti malam-malam biasa, mushola itu dipenuhi oleh suara merdu pembacaan Manakib, sebuah persembahan kisah kehidupan dan ajaran spiritual Syekh Abdul Kodir Jailani, seorang tokoh sufi yang dihormati secara luas dalam tradisi keagamaan Islam. Suasana hening dan khidmat mengelilingi ruangan, menciptakan ikatan batin yang mendalam di antara para peserta yang bersatu dalam keinginan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan.
Pembacaan Manakib bukanlah sekadar ritual, tetapi sebuah perjalanan spiritual yang dilakukan bersama-sama oleh warga Dalisodo. Dalam momen ini, tak ada perbedaan, tak ada batasan. Mereka bersatu dalam satu tujuan, memahami dan menginternalisasi nilai-nilai kebijaksanaan yang terkandung dalam kisah hidup Syekh Abdul Kodir Jailani. Suasana kebersamaan itu semakin terasa ketika setiap baris Manakib dibacakan dengan tekun dan penuh rasa.
Malam itu, mushola yang penuh dengan kekhusyukan spiritual juga menjadi saksi bagi kehangatan hubungan sosial di antara warga Dalisodo. Mereka tidak hanya berbagi dalam doa dan pembacaan, tetapi juga dalam cerita hidup mereka. Kebersamaan itu terlihat jelas di setiap tatapan mata dan senyuman yang tulus, menciptakan atmosfer ketenangan yang menyelimuti seluruh ruangan.
Di penghujung acara yang sarat dengan makna ini, anak-anak dari Kelompok KKN setempat turut ambil bagian untuk menyelenggarakan makan bersama dengan warga. Meja-meja yang dihiasi dengan hidangan lezat dan beragam menawarkan lebih dari sekadar santapan bagi tubuh. Ini adalah momen di mana masyarakat Dalisodo bisa saling bertukar cerita, tertawa bersama, dan memperkuat ikatan sosial di antara mereka.
Salah satu peserta acara menyampaikan, "Acara Manakiban ini bukan hanya sekadar bentuk ibadah, tetapi juga sebagai panggung untuk mempererat hubungan antarwarga di Dalisodo. Kebersamaan ini menjadi pondasi yang kuat untuk membangun solidaritas di tengah-tengah masyarakat kami. Kami berharap tradisi indah ini dapat terus dilanjutkan sebagai sarana mempererat tali persaudaraan."
Malam Manakiban bukanlah hanya mengenai hubungan manusia dengan Tuhan, melainkan juga mengenai bagaimana manusia dapat mempererat hubungan sosial mereka. Masyarakat Dalisodo memahami betul nilai-nilai kehidupan, bahwa kebersamaan dan solidaritas adalah kunci untuk mengarungi liku-liku kehidupan. Manakiban menjadi panggung yang memadukan kekuatan spiritual dan sosial, sebuah pesta rohaniah yang memancarkan cahaya kehangatan dan persatuan. Tradisi Manakiban yang telah berlangsung turun-temurun tidak hanya menjadi ajang untuk mendekatkan diri dengan Tuhan, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat hubungan sosial di antara warga. Kekuatan komunitas yang tercipta dari momen ini menjadi pilar penting dalam menjaga harmoni dan persatuan di Dalisodo.
Semoga semangat kebersamaan yang terus berkobar ini menjadi inspirasi bagi masyarakat Dalisodo dan wilayah sekitarnya. Kehangatan malam Manakiban di Dalisodo bukanlah sekadar peristiwa lokal, melainkan sebuah cerminan keindahan manusia yang dapat bersatu dalam keanekaragaman, berbagi cerita, dan merayakan kehidupan bersama-sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H