Mohon tunggu...
Mahesa Dwi
Mahesa Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Ramadhan di Desa Puncu

31 Maret 2022   21:21 Diperbarui: 31 Maret 2022   21:24 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    Ramadhan Tiba! Bagaimana persiapan kalian untuk Ramadhan tahun ini, udah beli baju baru belum? Atau sudah beli makanan buat hari raya? Kalua belum, buruan beli sebelum harga nya semakin naik. 

Sebelum Ramadhan di setiap desa pastinya ada acara khusus yang di laksanakan. Seperti di desa tempat tinggalku setiap Ramadhan sebelum hari pertama puasa pasti ada acara membaca tahlil di masjid yang biasa disebut dengan "Megengan".

Aku tinggal di desa Puncu kabupaten Kediri. Desa Puncu merupakan desa yang terletak dibukit yang menonjol dengan luas desa 10,81 km2 dan berada di sebelah barat laut Gunung Kelud. Berada dekat dengan gunung kelud membuat desa Puncu menjadi Kawasan dengan kerawanan tinngat II Gunung Kelud. 

Mata pencaharia penduduk desa Puncu mayoritas sebagai petani, karena tanah yang subur sangat cocok di manfaatkan untuk Bertani seperti timun, kacang panjang, terong, cabai, buncis, tomat, jagung, padi, dan lain -- lain. 

Selain dalam sector pertanian, mata pencaharian penduduk desa Puncu juga berada pada sektor perkebunan. Pohon durian sangat cocok untuk di tanam di desa ini karena berada di kawasan kaki Gunung Kelud selain daerahnya yang terletak di dataran tinggi.

Mayoritas penduduk di desa beragama Islam berdasarkan data yang menyebutkan bahwa sebanyak 57.467 dari jumlah total 60.634. Kalau dalam agama Kristen sebelum menyambut perayaan hari Natal, mereka melakukan kegiatan dengan menghiasi pohon natal, menyiapkan undangan, membuat daftar hadiah, mendekorasi rumah, menyiapkan list lagu yang akan diputar dan lain -- lain. 

Kita sebagai umat muslim sebelum hari raya tiba baik hari raya Idul Adha maupun Idul Fitri juga ada persiapan. Biasanya kalau di tempat tinggalku sebelum menjelang Ramadhan para warga desa dari kalangan muda sampai dewasa saling bergotong royong untuk merenovasi desa, seperti membersihkan selokan meskipun dalam tiga samai empat minggu sekali di hari minggu pagi warga desa juga ber -- gotong royong membersihkan selokan yang di namakan "Gerakan" kalau di pondok pesantren yang pernah aku tempati di namakan "Rok-an". 

Waktu di malam hari juga ada loh kegiatan untuk menyambut Ramadhan, para remaja berkumpul untuk gotong royong pasang bendera. Bendera yang di maksud disini bukan bendera Merah Putih seperti Agustus -- an, tetapi bendera dengan identitas RT (Rukun Tetangga) dan (Rukun Warga). 

Kalau bendera Merah Putih dulu juga pernah di pasang karena hari raya bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia. Bendera dengan identitas RT dan RW di pasang di depan rumah warga dengan jarak sekitar enam sampai sepuluh meter.

Jika di malam hari penduduk desa memasang bendera, lain hal di sore hari. Waktu sore sekitar setelah Ashar atau sekitar jam 16.30-17.00 penduduk desa juga memasang obor di tiap sisi kiri dan kanan jalan dengan jarak satu sampai dua meter. 

Obor yang di nyalakan di malam hari membuat suasana lebih terasa hidup dan pemandangan yang diciptakan dari obor yang terbentang dan terjajar rapi lumayan memanjakan mata, apalagi di waktu listrik padam cahaya dari obor yang di nyalakan seperti bintang kerlap -- kerlip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun