Mohon tunggu...
Mahesa Dwi
Mahesa Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lunturnya Nilai Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara di Era Globalisasi

7 Oktober 2021   12:54 Diperbarui: 7 Oktober 2021   16:47 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Ideologi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari  2 kata, idea dan logos. Idea berarti ide, gagasan, buah pikir, atau konsep. Sedangkan logos berarti hasil pemikiran. Jadi berdasarkan bahasa, ideologi adalah ilmu yang mencakup ilmu kajian asal mula, juga hakikat buah pikir atau gagasan. Ideologi berfungsi sebagai identitas atau tanda pengenal bagi suatu bangsa. Di dalam ideologi terdapat 2 fungsi yaitu, fungsi kognitif dan Orientasi dasar. Fungsi kognitif  menjadikan ideologi sebuah landasan bagi suatu bangsa dalam berkehidupan dunia, sedangkan fungsi orientasi dasar menjadi sumber wawasan dan makna bagi masyarakat serta menjadi pembimbing yang baik bagi masyarakatnya.

   Sedangkan ideologi Pancasila adalah kumpulan nilai-nilai, norma-norma, dan cita-cita yang merupakan acuan dalam mencapai tujuan bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila dijadikan dasar oleh masyarakat Indonesia dalam bernegara.

   Pancasila adalah ideologi terbuka yang selaras dengan dinamika perkembangan masyarakat Indonesia. Maksudnya, nilai-nilai Pancasila dapat di gunakan atau diterapkan dari masa ke masa karena nilai-nilai Pancasila yang telah dirumuskan oleh 3 tokoh Indonesia yakni, Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno.

   Kemudian dalam sidang BPUPKI  yang dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 1945 lahirlah Pancasila yang diceruskan oleh Soekarno, mulai pada tahun tersebut di setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

   Nilai-nilai pancasila tidak akan dirubah sampai kapanpun. Jika kita mengubah nilai-nilai Pancasila kita sama saja dengan mengubah identitas Indonesia.

   Diera globalisasi banyak terjadi krisis moral terjadi akibat nilai-nilai pancasila yang perlahan tergeser oleh nilai-nilai atau pola pikir budaya barat yang tidak sesuai dengan sama sekali dengan budaya Indonesia.

   Kurangnya sosialisasi dari pemerintah dan kesadaran dari masyarakat Indonesia khususnya generasi muda tentang menekankan nilai-nilai Pancasila yang sesuai dengan perkembangan zaman merupakan salah satu lunturnya nilai-nilai Pancasila.

   Terutama pada generasi muda yang cenderung mengagung-agungkan budaya barat tanpa disadari menjadi kebiasaan yang mengakibatkan lunturnya nilai-nilai Pancasila. Peran generasi muda sangatlah besar dalam melestarikan nilai-nilai Pancasila yang sesuai dengan perkembangan zaman. Seharusnya generasi muda mampu menyaring budaya barat atau luar yang positif dan sesuai dengan budaya Indonesia.

   Hal ini biasanya disebabkan oleh faktor lingkungan dan keluarga. Faktor lingkungan memiliki peran yang besar dalam membentuk generasi muda, baik akan menjadi generasi muda yang unggul ataupun sebaliknya. Pengaruh masyarakat yang baik dalam faktor lingkungan generasi muda akan membentuk bibit-bibit unggul yang nantinya akan menjadi penerus bangsa. Apabila lingkungan generasi muda yang kurang peduli terhadap nilai-nilai Pancasila akan menyebabkan krisis moral yang secara perlahan melunturkan bangsa Indonesia.

   Faktor keluarga juga menjadi bagian besar dalan mewujudkan generasi muda yang unggul. Keluarga yang harmonis secara otomatis membuat generasi muda nyaman. Tidak hanya harmonis saja, sifat dan perilaku keluarga akan menjadi contoh untuk generasi muda dalam kehidupan. Menjadi hal yang wajib bagi keluarga menanamkan nilai-nilai Pancasila yang baik dan benar kepada generasi muda sedari kecil.

   Lantas bagaimana jika generasi muda sudah terjerumus ke budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia yang mengakibatkan lunturnya nilai-nilai Pancasila?

   Budaya yang dilestarikan generasi muda pada saat ini dominan budaya barat atau luar. Bukan hanya itu saja, nilai-nilai Pancasila juga tidak digunakan atau luntur dari hal yang paling sederhana. Seperti pertemanan yang dilihat dari status agama atau warna kulit. Ironis memang, dalam masalah ini bukan nilai-nilai Pancasila saja tetapi semboyan bangsa Indonesia (Bhinneka Tunggal Ika) yang juga tidak dapat diterapkan dengan baik oleh generasi muda.

   Menjadi hak masing-masing masyarakat untuk memilih setiap agama yang dianutnya, kita sebagai generasi muda tidak boleh memandang pertemanan dengan melihat status agama atau warna kulit. Sesuai dengan  Pancasila sila ke-5 (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) sudah jelas menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki hak disetiap individu  termasuk dalam hak memilih agama yang dianut. Ada juga semboyan bangsa Indonesia yang artinya "berbeda-beda tetapi tetap satu jua" menunjukkan perbedaan yang ada di Indonesia merupakan satu kesatuan yang wajib dijunjung tinggi dan dijaga kelestariannya termasuk perbedaan warna kulit.

   Generasi muda harus diberikan sosialisai yang benar tentang nilai-nilai Pancasila. Bagaimana jika generasi muda tetap tidak menggunakan nilai-nilai pancasila sebagai ideologi dan dasar negara?

   Bukti nyata adalah jawaban yang tepat untuk generasi muda yang tidak percaya jika kita sudah menjelaskan apa saja akibat yang akan di terima oleh Indonesia jika kita tidak menjaga nilai-nilai Pancasila. Reog Ponorogo, Kuda Lumping, Keroncong, Batik, Gamelan merupakan budaya Indonesia yang diakui oleh bangsa lain akibat sedikit dari banyaknya generasi muda yang melestarikan budaya tersebut. Budaya yang sudah diakui oleh bangsa lain itu bisa kita perlihatkan kepada generasi muda sebagai contoh apabila kita tidak menerapkan atau menjaga nilai-nilai Pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun