Mohon tunggu...
Inovasi

Berpikir Buntu ala Kontra Semen Rembang, Kunjungan Bang Yos Pun Dicurigai

8 April 2017   14:09 Diperbarui: 8 April 2017   14:22 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Twitter @BrianMartin17

Entah ungkapan apa lagi layak di sematkan kepada pola pikir dan sikap penolak keberadaan pabrik industri PT Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah, yang bebal dan aneh. Mereka kehabisan akal dan mengalami kebuntuan berpikir (kuldesak). Lebih dari bingung. Tampaknya telah kehabisan akal mewakili tidak mampunya mereka menunjukkan data dan fakta ilimiah lapangan. Apalagi harus beradu argumentasi di forum resmi yang ilmiah justru menimbulkan hal yang tak subtansial.

Baru-baru ini diketahui PT Semen Indonesia telah menunjuk Sutiyoso sebagai Komisaris Utama (Komut). Seseorang berlatar belakang militer, pernah memimpin pasukan elit TNI AD Kopassus, mantan Gubernur DKI Jakarta dan terakhir menjabat sebagai Kepala BIN.

Namun --dasarnya memang sudah kehabisan akal dan buntu berpikir-- tetap saja DIPOLITISIR serta tidak luput menjadi akal-akalan pihak kontra untuk menyerang PT Semen Indonesia. Bang Yos dicurigai.

Aneh-aneh saja, berbagai alasan dikemukakan. Ada yang mengaitkannya dengan latar belakang Bang Yos sebagai tentara kemudian berlumur kekuasaan, ditambah opini catatan pelanggaran HAM dan mengungkit kinerja Bang Yos saat di BIN.

Bebal dan kebuntuan berpikir pihak penolak Semen Rembang makin jelas terlihat saat menyatakan kecurigaannya terhadap kunjungan Bang Yos ke areal industri pabrik dan rencana kawasan penambangan. Kunjungan itu sekaligus dimanfaatkan Bang Yos guna ramah tamah bersama warga penolak dan warga pendukung.

"Apa yang saya lakukan tersebut merupakan langkah untuk mencari  masukan dari semua pihak," kata Bang Yos seperti dikutip dari sebuah media online nasional tanggal 7 April 2017.

Namun dasar penolak yang buntu berpikir (ditambah lagi sudah hidup mati sepertinya selalu benci) hal apapun dilakukan PT Semen Indonesia dan pemerintah jika berbeda sesuai keinginannya PASTI TIDAK AKAN DITERIMA DENGAN ALASAN IRASIONAL.

Alih-alih, silaturahmi kunjungan Bang Yos ke pihak kontra Semen Rembang dicurigai bahkan dituduh sebagai bentuk intimidasi kepada pihak penolak untuk menghentikan perlawanan. Jelas hal itu amat menciderai pemikiran sekelas pengacara publik YLBHI yang ternyata lebih suka mempertontonkan ujaran yang bisa berakibat memperkeruh suasana.

Padahal secara tegas Bang Yos mengonfirmasi dirinya sama sekali tidak melakukan intimidasi kepada warga penolak. Apa yang dilakukannya merupakan cara mencari titik temu dan solusi dengan mendengarkan serta mengetahui langsung dari warga terkait keberadaan pabrik Semen Rembang.

Fakta simpang siur yang ramai di media sudah jauh mengaburkan kondisi sebenarnya. Langkah mengunjungi lokasi langsung dan berdialog dengan warga pro maupun kontra semen adalah pola untuk mengetahui semua permasalahan.

PT Semen Indonesia selalu terbuka untuk berdialog dengan siapapun, tidak memandang apalagi mendiskreditkan pihak-pihak tertentu, sekalipun mereka diketahui sebagai penolaknya. Tapi siapa yang memilih untuk tidak mau berdialog? Ya mereka sendiri, para penolak. Alangkah lucunya penolak semen Rembang sampai-sampai Bang Yos pun dicurigai.

Logika mudahnya: apa salah Bang Yos mengunjungi industri di bawah kepemimpinannya? Sama halnya saat kita menengok rumah pribadi kita yang sedang di renovasi lalu bertamu dengan tetangga kanan dan kiri yang setuju dan tidak atas perbaikan rumah milik kita.

Kenapa penolak Semen Rembang tidak berisik dan mencurigai dirinya sendiri ataskematian Yu Patmi? Tabiq!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun