Mohon tunggu...
Mahendra Yana
Mahendra Yana Mohon Tunggu... -

Pelajar kelas X SMA N 1 Gianyar

Selanjutnya

Tutup

Money

Menyadari Keberadaan "Pertanian" sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia

1 Desember 2016   07:08 Diperbarui: 1 Desember 2016   08:54 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua berawal dari sini, mindset masyarakat Indonesia tentang petani yang menjadi penghalang utama dalam mewujudkan kemajuan disektor pertanian. Masyarakat telah melihat sendiri bagaimana tertindasnya kehidupan petani. Pemerintah harus mampu menghentikan pemikiran usang bahwa menjadi petani merupakan pekerjaan yang hina. Namun disini pemerintah tidak bisa menutup mata masyarakat akan kenyataan bahwa memang faktanya kehidupan petani penuh dengan penderitaan. Maka dari itu yang harus diubah adalah kenyataan itu sendiri, karena  sebuah paradigma hanya akan berubah seiring dengan perubahan yang nyata dan keadaan sekarang hanya bisa diubah apabila pemerintah bisa

Memaksimalkan Regulasi Landreform atau Reforma Agraria

Selama ini sebagian petani kita masih hidup didalam pertanian subsisten atau bahkan hanya sebagai buruh subsisten. Hal ini terjadi karena mereka tidak memiliki modal, dan para petani ini akan selamanya tertindas, dan tidak akan pernah menjelma menjadi sebuah entinitas ekonomi yang sebenarnya. Pemberlakuan Landreform secara maksimal akan membuka kesempatan mereka untuk bisa benar benar terlibat dalam aktivitas perekonomian. Hal inilah yang nantinya akan menjadi pembalik keadaan dimana sektor pertanian akan bisa benar benar bangkit hingga akhirnya mereformasi paradigma tentang petani.

Menyatakan komitmen dan konsistensi dalam menggerakan sektor pertanian

Sebuah usaha akan menunjukan konsistensinya hanya jika ada komitmen yang menyertainya. Dalam hal ini lagi lagi pemerintah menjadi kuncinya. Komitmen pemerintah bisa ditunjukan dengan adanya penyediaan fasilitas disertai dengan pembangunan sektor manufaktur yang mendukung para petani. Mengendalikan laju expor dan impor. Serta melakukan edukasi yang intensif dalam bentuk sosialisasi kepada petani petani dengan pengetahuan yang minim. Dengan sedikit meniru China yang tidak menyerahkan ekonomi negaranya kepada “invisible hand” atau pasar bebas. Kita juga harus menyadari kalau pemerintah harus aktif dalam membangun ekonomi yang produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun