Lokasi yang berdekatan membuat komunikasi kami memang cukup baik. Momen sahur selalu dimanfaatkan untuk kami sahur bersama.
Biasanya kami saling bergantian ketempatan rumah. Tidak setiap hari memang. Tapi sebulan bisa beberapa kali kami menikmati makan sahur bersama.
Sayangnya momen ini tidak lagi bisa kami lakukan saat aku dewasa. Karena jarak dan waktunya cukup lumayan juga jika harus kesana. Walaupun memang hanya melintasi wilayah kota Tang-Sel dan kota Tangerang.
Padahal sebenarnya kedua adikku sekarang masih menempati rumah Bapak dan juga Mbah Putri semenjak Ibu dan Bapak meninggal. Begitu juga keluarga Bude masih tinggal di rumah yang sama. Tapi kesibukan masing-masing keluarga membuat acara tersebut sulit diwujudkan.
Stok Mie Instan, Telur dan Nugget
Tradisi yang lain saat sahur adalah menyiapkan stok mie instan, telur dan nugget. Ini termasuk bahan pokok yang wajib ada selama sebulan berpuasa.
Ada dua penyebab menu ini harus ada. Pertama, mengantipasi kemungkinan waktu bangun tidur yang terlalu mepet dengan waktu sahur.
Jika harus menyiapkan makanan lain pasti cukup menghabiskan waktu. Bisa-bisa keburu datang adzan Shubuh. Dengan tiga menu ini maka makanan praktis lebih cepat tersaji.
Penyebab kedua adalah rasa bosan. Biasanya timbul rasa bosan dengan makanan rumahan yang biasa dibuat. Maka mie instan, telur dan nugget menjadi penyelamat nafsu makan saat sahur. Terutama bagi anak-anak.
Kehabisan Waktu Sahur
Nah, kalau yang terakhir ini bisa dibilang masih keluargaku alami hingga sekarang. Tradisi atau kebiasaan bangun sahur telat. Kadang sampai adzan shubuh sudah berkumandang.