Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tradisi Sahurku, Seru dan Berkesan Sih, Tapi yang Terakhir Bikin Lemas

1 Mei 2021   19:16 Diperbarui: 1 Mei 2021   19:22 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay.com/istockphoto


Sahur adalah aktivitas wajib yang hanya dilakukan saat kita berpuasa. Banyak yang kemudian menjadi semacam tradisi ataupun kebiasaan di kalangan keluarga terutama saat bulan puasa Ramadan

Bagiku sendiri ada beberapa tradisi yang pernah aku jalani. Baik yang terjadi saat waktu kecil dulu maupun hingga dewasa dan punya anak seperti sekarang ini.

Setidaknya ada 4 empat tradisi yang paling seru dan berkesan hingga sekarang. Tapi ada ada dua yang tidak pernah aku lakukan lagi pada saat ini.

Makan Timun Rebus

Salah satu menu wajib saat sahur adalah menu timun rebus. Uniknya menu ini hanya dibuat oleh ibuku pada saat bulan Ramadan sebagai menu sahur.

Buat yang belum tahu. Menu ini berupa buah timun yang direbus dengan air lalu diberikan garam. Sesederhana itu. Proses perebusan membuat timun menyimpan lebih banyak air di dalamnya.

Konon menurut Ibu dan Bapak. Timun rebus ini sangat baik menunjang tubuh kita. Agar tidak mengalami dehidrasi selama berpuasa.

Cukup masuk akal sih. Karena tanpa direbus saja sebenarnya timun sudah memiliki banyak kandungan air. Apalagi ditambah dengan proses perebusan.

Kalau dari segi rasa cukup enak dan menyegarkan. Ada sensasi lumer yang segar saat memakannya. Tapi sebelumnya jangan sampai salah memilih timun yang akan direbus. Karena ada beberapa timun yang juga rasanya pahit.

Sahur bersama

Saat kecilku dulu rumah kami berdekatan dengan rumah saudara dari pihak Bapak. Tak jauh di depan rumah kami tinggal Mbah Putri, Ibu dari Bapakku, yang menempati rumah milik Bapak.

Di belakang rumah Mbah Putri ada rumah keluarga dari Pakdeku, kakak laki-laki dari Bapak. Mereka tinggal dengan 3 orang anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun