Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hati-hati, Penipu Dapat Masuk Melalui Pintu Pertemanan

27 Januari 2021   18:05 Diperbarui: 30 Januari 2021   21:40 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasihan Mas Budi sampai harus menjual rumahnya demi untuk melunasi hutang kredit kendaraannya dan juga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Karena saat sumber pemasukannya hanya dari rental mobil miliknya.

Selain Mas Budi, Anjar, temanku pernah tertipu melalui jalur pertemanan ini. Berawal dari salah satu saudaranya yang memberi info bahwa salah satu teman kerjanya ada yang akan menjual mobil dengan harga murah.

Anjar yang langsung tertarik segera meminta saudaranya untuk menghubungkan dengan temannya tersebut. Berdasarkan informasi ternyata yang akan dijual adalah mobil milik tetangga sang teman. Tanpa buang waktu Anjar segera datang ke rumah si penjual karena takut keduluan pembeli lain.

Sesampainya disana Anjar bertemu dengan Anton yang menurut info akan menjual mobil. Setelah berbicara panjang lebar ternyata mobil itu adalah milik temannya yang lain juga bernama Jefri, yang berhutang sejumlah uang kepada Anton. Mobil itu dijadikan sebagai jaminannya. Karena sudah tidak mampu membayar hutangnya maka mobil itu akhirnya dijual.

Anjar yang mendengar hal tersebut mulai ragu-ragu karena jalan ceritanya yang sepertinya ruwet. Ia sempat berfikir membatalkan rencana pembelian tersebut. Apalagi surat kendaraan yang ada ternyata hanya STNK dan nama yang tertera juga bukan atas nama Jefri. Sementara BPKB menurut Anton masih dipegang oleh Jefri.

Anjar kemudian meminta Anton untuk menghubungi Jefri agar ia bisa bertemu. Sekaligus memastikan mengenai BPKB tersebut. Anton berjanji akan mempertemukan dengan Jefri keesokan harinya.

Besoknya Jefri ternyata datang ke rumah Anton. Anjar langsung bertanya mengenai keberadaan BPKB mobil yang akan dijual. Jefri menerangkan bahwa ia sebenarnya bukanlah pemilik langsung mobil tersebut. Menurutnya ia hanya dimintai tolong untuk mencarikan uang karena si pemilik yang katanya seorang dokter, sedang butuh dana, dan jaminannya adalah mobil itu.

Mendengar cerita tersebut, Anjar mulai berfikir ulang. Terlalu rumit dan sepertinya status mobil tersebut agak meragukan. Karena terlalu panjang jalur kepemilikannya. Akhirnya ia memutuskan untuk membatalkan niatnya untuk membeli mobil tersebut. Anjar kemudian memilih untuk pulang ke rumah.

Setelah saat itu, beberapa kali Jefri menghubunginya lewat telpon dan mencoba membujuknya. Tapi Anjar tidak tertarik lagi. Ia malah semakin curiga akan tindak-tanduk Jefri.

Belakangan Anjar baru tahu dari saudaranya bahwa Jefri adalah seorang penipu. Anton telah menjadi korbannya. Mobil yang dijadikan pinjaman tersebut ternyata dicuri Jefri dari pemiliknya. Si pemilik juga ternyata bukanlah seorang dokter.

Modusnya ternyata lebih rumit lagi. Dari si pemilik tidak langsung beralih tangan kepada Jefri. Melainkan melalui jalur teman si pemilik, Iwan. Jadi si pemilik menjadikan kendaraannya sebagai taksi daring yang dijalankan oleh Iwan. Iwan ini ternyata malah menyerahkan lagi mobil tersebut untuk dijalankan bergantian dengan Jefri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun