Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pilih Sekolah Ibarat Cari Jodoh, Pertimbangkan Bobot, Bibit, dan Bebet

11 Januari 2021   13:34 Diperbarui: 11 Januari 2021   13:44 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal ini tentu juga harus menyesuaikan lagi dengan kondisi setiap daerah yang pastinya berbeda. Karena masih banyak daerah pelosok yang memiliki gedung sekolah yang sebenarnya kurang layak. Namun demi berjalannya proses pencerdasan anak bangsa maka faktor tempat menjadi poin kesekian yang bisa dikesampingkan.

Pada kondisi normal, adanya fasilitas lengkap seperti perpustakaan, lapangan olah raga dan mungkin berbagai laboratorium untuk berkegiatan akan membantu kita menentukan sekolah yang terbaik.

Di masa pandemi saat pembelajaran jarak jauh masih dilakukan mungkin hal ini tidak begitu dirasakan pentingnya. Tetapi saat kondisi telah normal kembali barulah terasa kebutuhan akan sarana dan prasarana sekolah ini.

Tiga faktor tersebut tentu juga harus mempertimbangkan kesediaan dana yang kita punya. Karena sudah menjadi rahasia umum jika bersekolah di tempat terbaik biasanya membutuhkan biaya pendidikan yang cukup menguras kantong.

Faktor bobot, bibit dan bebet akan membantu anak dan orang tua memilih sekolah yang terbaik. Tapi jangan lupa juga untuk mempertimbangkan berbagai kondisi yang menyertainya baik kemampuan keuangan maupun kemampuan anak kita untuk menyesuaikan dengan berbagai standar yang ada di sekolah tersebut. Selain itu faktor jarak sekolah dengan rumah harus menjadi pertimbangan. Pikirkan juga apakah saat nanti pembelajaran tatap muka di mulai, anak kita akan kesulitan untuk datang tepat waktu.

Jangan sampai, ibarat jodoh, alih-alih menginginkan dan memilihkan yang terbaik untuk anak. Yang terjadi justru sebaliknya, orang tua justru terjebak dalam melakukan kawin paksa.

Tangerang, Januari 2021
Mahendra Paripurna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun