Sssttt, aku berkencan dengan artis
Jangan berisik mari ku bagi cerita beberapa detik dengan berbisik
19 detik
Derit ranjang menutup suara tv yang tengah tayang
Menggoyang tubuh-tubuh telanjang
Yang kehilangan urat malu tuk dipandang
Menggelinjang mengejar hasrat hingga tubuh mengejang
Tirai kelabu di sudut kamar itu
Jadi saksi cerita tentang gejolak nan menggebu
Kimono batikmu landai menjuntai
Kilau gunung-gunung menanti tuk didaki
Rerumputan hijau memukau jadi lahan indah untuk kumiliki
30 detik
Rambut pirangmu tergerai
Saat tubuh gemulai terkulai dalam buai
Lentik jemari dihiasi cat hitam yang menutup kuku-kuku nan tajam
Matamu terpejam saat berkali aku menghujam
Leher jenjangmu membuatku tak kuasa berlalu
Bertalu-talu menabuhkan alu
Sementara tanganmu coba menutup wajah dalam binar pasrah
Tak mungkin ku lewatkan gairah yang menggugah
Dalam benaman membelah celah tuk menggapai renjana hingga pecah
5 detik
Terhenyak
Dalam benak yang terhenti sejenak
"Papa nasimu gosong"
Teriakan putriku sadarkan aku yang masih bengong
Oleh khayalan yang buat pikiranku kosong
Kali kedua
Aku gagal bertukar peran rumah tangga
Saat isteri harus sibuk bekerja
Karena lamunan yang tak berguna
Sementara terlupa jeritan keluarga yang menunggu asa kembali bercahaya
Terhasut cerita tentang gelimang cinta asmara
Kala dosa bersembunyi di balik nikmat nan sementara
Detik kan terus berdetak hingga tubuh kita tak lagi mampu bergerak
Dan catatan amal yang terserak
Jadi tanya yang harus kita pertanggung jawabkan kelak
Tangerang, Nopember 2020
Mahendra Paripurna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H