Kau masih sibuk dengan ponsel di tanganmu
Mengetikkan kalimat-kalimat canda dan tawa
Sementara aku bergumul dengan buku
Yang bercerita tentang sebuah resah dan duka
Padahal kita telah sepakat bertemu
Membuka masing-masing kepala
Agar dapat melihat sumbatan apa
Yang selama ini buat kita lupa
Bagaimana rasanya mencinta
Kita juga tlah sama-sama berjanji
Untuk membawa sebilah belati
Yang akan kita gunakan membelah dada ini
Agar dapat kita eja goresan-goresan yang ada di hati
Sehingga tak ada lagi saling menyakiti
Tapi entah mengapa kita selalu gagal lagi
Berputar-putar dengan rencana yang mencoba tumbuh lalu perlahan mati
Bukankah seharusnya kita saling merawat rindu
Sehingga kita dapat bertemu dan membuat rencana untuk saling bercumbu
Tapi kita selalu saja kembali pada satu tanya
Entah ini salah siapa ?
Tangerang, Februari 2019
Mahendra Paripurna