Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Please, Jangan Patah Hati

9 Februari 2019   19:43 Diperbarui: 9 Februari 2019   21:33 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kau tetiba merasa
Langit di atas tempatmu berdiri menggelap
Retak bak cermin yang menghambur jatuh ke dunia
Mungkin hatimu kini sedang patah oleh kenyataan yang harus kau tatap

Please, jangan patah hati

Bila cinta tak lagi berbalas
Serupa tetes-tetes hujan yang menderas
Tak lagi mampu segarkan tanah gersang yang mengering
Mungkin memang jalanmu tak mungkin lagi seiring

Please, jangan patah hati

Biarkan burung-burung itu bercengkrama
Bersenda gurau dengan gembira
Biarkan lebah menghinggapi bunga-bunga melati
Hingga puas menghisapi sari pati dan lalu tergeletak mati

Please, jangan patah hati

Tak ada satupun di dunia yang kekal abadi
Lihatlah pada rembulan yang tak lelah mengejar mentari
Bukan demi mencari cinta suci
Tapi sekedar mengikuti takdir Sang Illahi

Jadi please, jangan patah hati

Lihatlah dunia, mungkin ada hati yang setia menanti
Hingga kau buka pintu-pintu rasa yang selama ini terkunci


Tangerang, Februari 2019
Mahendra Paripurna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun